PSDAP UNEJ: 65 Persen DAS Bedadung Dalam Kondisi Kritis
Jember, 24/12- Data yang dihimpun dari penelitian dengan
metode Geographic Information System (GIS) yang dilakukan oleh Program Studi
Pengelolaan Sumber Daya Air Pertanian (PSDAP) Program Pascasarjana Universitas
Jember (Unej) menyebutkan bahwa 65 persen Daerah Aliran Sungai (DAS) Bedadung
di Kabupaten Jember, Jawa Timur dalam kondisi kritis akibat erosi berat.
“Salah satu penyebab erosi adalah penebangan hutan dan alih guna lahan
yang masif terutama di daerah hulu DAS Bedadung,” kata ketua panitia yang
juga mahasiswa PSDAP Unej Fauzan Mas’udy, di Jember, Senin.
Jika kondisi itu dibiarkan, lanjut dia, maka bencana seperti banjir, erosi,
sedimentasi dan longsor akan lebih sering terjadi di Jember, terutama di daerah
hilir.
“Untuk mengatasi kondisi itu, mahasiswa Program Studi PSDAP Unej menanam
3.000 bibit pohon di tiga dusun di Desa Sucopangepok, Kecamatan Jelbuk pada
Senin ini dan kegiatan itu sekaligus memperingati Hari Tanam Pohon
Sedunia,” ujarnya pula.
Menurutnya, pemilihan Desa Sucopangepok sebagai lokasi penanaman pohon karena
Desa Sucopangepok termasuk dalam hulu DAS Bedadung dengan kondisi kemiringan
lahan yang mencapai 40 persen.
“Kami sengaja memilih Desa Sucopangepok karena menjadi salah satu lokasi
hulu DAS Bedadung yang menyuplai air melalui sungai Bedadung ke berbagai daerah
pertanian di Jember,” katanya pula.
Ia menjelaskan seharusnya hulu DAS yang kemiringannya mencapai 40 persen wajib
ditetapkan sebagai daerah konservasi, agar pasokan air terjaga, dan
meminimalkan longsor serta erosi.
“Untuk menyukseskan kegiatan tanam pohon, kami menggandeng perangkat desa,
petani dan tokoh masyarakat Desa Sucopangepok untuk menanam 3.000 bibit tanaman
buah dan kayu keras di lahan seluas 5 hektare di tiga dusun yakni Dusun Krajan,
Lengkong dan Gujuran,” ujarnya.
Bibit tanaman yang ditanam itu merupakan bantuan dari Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan dengan bibit pohon durian, jambu, sirsak, matoa, klengkeng
dan lainnya.
“Sebelum melakukan penanaman bibit pohon, kami memberikan pelatihan teknik
penanaman pohon di lahan DAS bagi petani yang disampaikan oleh Eko Gatot dari
Forum DAS Sampean, dan materi mengenai konservasi DAS oleh dosen Fakultas
Pertanian Unej Marga Mandala, serta Ketua Program Studi PSDAP Luh Putu Suciati
juga memberikan pemahaman akan pentingnya menjaga kelestarian DAS,”
katanya lagi.
Pentingnya memberikan pemahaman kepada warga agar menjaga kelestarian DAS di
Desa Sucopangepok didukung penuh oleh Kepala Desa setempat Abdurahman.
Menurutnya, lahan DAS di desanya berubah karena petani memilih untuk menanam
pohon sengon yang lebih cepat dipanen, sehingga banyak warga yang memilih
menanam kayu sengon yang bisa dipanen setelah empat tahun, tapi akibatnya lahan
DAS jadi gundul saat sengon dipanen.
“Hal itu berdampak beberapa kali desa kami dilanda banjir saat musim
hujan, sehingga kami sangat berterima kasih dengan adanya bantuan bibit pohon
dan pelatihan dari Unej kepada warga kami. Semoga DAS di Desa Sucopangepok bisa
tetap lestari,” ujarnya.
Desa Sucopangepok adalah salah satu hulu DAS Bedadung selain daerah Arjasa,
Kemuning, Klungkung, Rembangan, dan Bacem di Kabupaten Jember, sehingga
mengingat pentingnya posisi Desa Sucopangepok, maka mahasiswa PSDAP Unej secara
berkala memberikan pembinaan bagi petani setempat.
“Bentuk pembinaan di antaranya pelatihan bagaimana menjaga DAS, diskusi
dan termasuk yang dilakukan hari ini dengan membagikan bibit tanaman buah dan
kayu keras,” kata Ketua Himpunan Mahasiswa PSDAP Unej Wawan Sujarwo.
Ia mengatakan PSDAP Unej memberikan bibit tanaman buah dengan harapan saat
panen nanti maka hasilnya bisa dinikmati para petani tanpa harus menebang
pohonnya, sehingga penanaman 3.000 bibit pohon juga akan dikawal dan pada bulan
Februari 2020 akan dilakukan monitoring dan evaluasi.