Kronologi Pembunuhan Guru Prancis Yang Dipenggal Karena Kartun Nabi Muhammad

Jakarta – Kasus pemenggalan guru Sejarah, Samuel Paty di Prancis. Paty diketahui dipenggal setelah menggunakan kartun Nabi Muhammad dari majalah Charlie Hebdo sebagai bahan untuknya mengajar di kelasnya di distrik kota Conflans-Sainte-Honorine.

Dilansir dari CNNIndonesia berikut adalah beberapa fakta terkait kasus tersebut.

Kronologi

Jaksa anti-teror, Jean-Francosi Ricard, mengatakan pada Jumat (16/10) pukul 17.11 waktu setempat, petugas polisi di Conflans-Sainte-Honorine barat laut Paris mendapat kabar di kota Eragny ditemukan tubuh seorang pria di jalan dalam kondisi terpenggal.

Ketika polisi tiba di tempat kejadian, seorang pria melepaskan lima tembakan dari pistol kea rah mereka dan mencoba untuk menusuk petugas.

Kemudian polisi menembak pria tersebut sebanyak Sembilan kali dan meninggal. Pria tersebut diketahui dipersenjatai dengan pisau dan senapan angin. Sementara di dekat tubuh korban, ditemukan sebuah pisau berukuran 35cm.

Sumber terdekat dengan tempat penyelidikan mengatakan bahwa penyerang sempat meneriakkan kalimat “Allahu Akbar” sebelum polisi melepaskan tembakan.

Identifikasi Korban

Korban diketahui merupakan seorang guru bernama Samuel Paty (47). Dia mengajar mata pelajaran Sejarah dan Geografi di distrik pinggiran kota Conflans-Sainte-Honorine. Saat kejadian, dia sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah.

Di awal Oktober, dia mengajar kelas tentang kebebasan berekspresi dengan menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.

Identifikasi Pelaku

Pelaku bernama Abdullah Anzorov, merupakan pemuda berusia 18 tahun yang lahir di Moskow tapi berasal dari wilayah selatan Rusia, Chechnya.

Dia mendapat status sebagai pengungsi di Prancis dan menerima izin tinggal selama sepuluh tahun di awal tahun ini. Anzorov diketahui tidak memiliki keyakinan, tapi ia sempat terlibat beberapa masalah pengerusakan properti umum dan kekerasan saat masih di bawah umur.

Tapi para tetangganya menggambarkannya sebagai orang yang “bijaksana dan tenggelam dalam agama selama tiga tahun terakhir”. Dia tinggal di kota Evreux di Normandia.

Sebuah pesan lewat foto mengerikan yang diunggah di akun Twitter yang dikonfirmasi sebagai milik Anzorov memperlihatkan bahwa dia menggambarkan Presiden Emmanuel Macron sebagai “pemimpin kaum kafir”. Dia juga menulis ingin membalas dendam pada mereka “yang berani meremehkan (Nabi) Muhammad”.

Alasan Pelaku

Menurut Ricard, ayah dari salah satu siswa di sekolah itu melakukan kampanye agar Samuel Paty diberhentikan ketika mengetahui tentang kartun tersebut. Sang ayah berbicara kepada kepala sekolah dan mempublikasikan seruannya di media sosial.

Ricard menambahkan bukti awal yang menunjukkan sang pelaku sedang mondar-mandir di luar sekolah pada Jumat sore dan bertanya kepada siswa di mana dia bisa menemukan Paty. Sejauh ini, tidak ada indikasi adanya hubungan antara pelaku dan sekolah.

Penangkapan

Sebanyak sebelas orang telah ditahan untuk dimintai keterangan, termasuk sang ayah wali murid yang menuntut untuk memberhentikan Paty.

Ricard mengatakan saudara tiri perempuan sang ayah telah bergabung dengan jihadis ISIS di Suriah pada 2014 silam dan sudah menjadi subjek surat perintah penangkapan.

Seorang pria lain yang ambil bagian dalam video seruan untuk pemecatan Paty yang diunggah sang ayah juga ditahan, bersamaan dengan istrinya. Pria itu menemani sang ayah ke sekolah untuk mengadukan Paty.

Empat kerabat tersangka, yakni adik laki-laki, kakek, dan orangtuanya juga ditahan untuk diinterogasi. Selain itu, empat orang lainnya yang melakukan kontak dengan tersangka juga sudah ditahan.

(CNN/ZA)

Bagikan Melalui