Marine Le Pen, Capres Prancis dari Sayap Kanan yang Mau Larang Hijab

Lintas7news.com – Marine Le Pen merupakan salah satu calon presiden Prancis sayap kanan, berencana melarang penggunaan hijab jika berhasil memenangkan pemilihan presiden (Pilpres).

Pemungutan suara Pilpres Prancis putaran kedua rencananya digelar pada Minggu (24/4).

Menurut salah satu sekutunya, Louis Aliot, larangan hijab ini merupakan salah satu cara Le Pen melawan ‘Islamisme.’ Ia juga menyampaikan larangan ini bakal diterapkan secara progresif.

Sebagaimana yang diberitakan, Le Pen sempat mengatakan bahwa hijab tidak bisa dilihat sebagai simbol kepercayaan seseorang, tetapi adalah ‘serangan Islamis’ yang perlu dilarang di komunitas Prancis.

Selain itu, Le Pen mengatakan larangan hijab ini bakal dilakukan oleh polisi, sama seperti aturan penggunaan sabuk pengaman di mobil.

“Masyarakat akan didenda dengan cara yang sama seperti saat tidak menggunakan sabuk pengaman. Menurut saya, polisi mampu menegakkan aturan ini,” ujarnya pada 7 April.

Le Pen sendiri berasal dari keluarga sayap kanan pertama di Prancis. Ayahnya, Jean-Marie Le Pen, mendirikan partai Front Nasional pada 1972.

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Partai politik tersebut telah lama dipandang sebagai rasis dan anti-Yahudi.

Le Pen menjabat sebagai pemimpin partai tersebut pada 2011. Ia juga sempat memposisikan diri sebagai Donald Trump versi Prancis kala pertarungan sebelumnya bersama Presiden Prancis saat ini, Emmanuel Macron.

Kala itu, Le Pen mengklaim ia mewakili kaum buruh Prancis yang terlupakan akibat globalisasi dan perkembangan teknologi.

Sebagaimana dilansir Britannica, Le Pen merupakan putri termuda dari tiga bersaudara.

Le Pen meraih gelar hukum di Universitas Pantheon-Assas pada 1991, pun meneruskan gelar hukum kriminal pada 1992 di universitas yang sama.

Selanjutnya, Le Pen sempat bekerja sebagai pengacara di Paris pada 1992 sampai 1998.

(CNNIndonesia/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.