Mengatur Jalannya Demokrasi

Mohammad Trijanto (Aktivis Anti Korupsi)

Mohammad Trijanto (Aktivis Anti Korupsi)

Lintas7news.com – REFORMASI 1998 memang berhasil membuka lebar keran demokrasi. Proses reformasi menghasilkan tingkat kebebasan berbicara yang lebih tinggi, berbeda dengan penyensoran yang meluas saat Orde Baru.Namun, akhirnya hanya segelintir orang yang bisa menikmati buah demokrasi itu.

Saat Ini, banyak sekali kejadian tragis di struktur relasi parlemen dan eksekutif yang diduga akibat limbah oligarki. Tidaklah mengherankan jika saat ini lahir oligarki atau pemerintahan yang dijalankan oleh orang dari golongan atau kelompok tertentu. Sehingga oligarki kian mencengkram dan demokrasi semakin semu.

Sungguh saat ini memang di seluruh dimensi kehidupan negeri telah terbentuk kelompok atau dinasti yang menikmati demokrasi daripada yang lain secara tidak proporsional.

Selain itu, juga telah muncul pula kleptokrasi. Artinya, pemerintahan dijalankan oleh orang-orang yang cuma mencari status dan keuntungan pribadi dengan mengorbankan rakyatnya sendiri.

Kleptokrasi dikenal sebagai negara yang diperintah oleh pencuri. Penguasa memakai uang rakyat untuk memperkaya diri sendiri atau korupsi.

Contoh kejahatan lain juga sudah banyak terjadi. Ini menjadi bukti kuat bahwa kejahatan oleh mereka yang memiliki kekuasaan semakin merajalela. Akibatnya, kleptorasi yang sering terjadi akan membuat pemerintahan menjadi rusak.

Kenapa muncul oligarki dan kleptokrasi? Karena ongkos demokrasi memang mahal. Apakah reformasi 98 berhasil?

Cita cita reformasi memang luar biasa dulu, salah satunya demokrasi berjalan secara baik. Faktanya, sekarang demokrasi teramat mahal. Suara rakyat bahkan diperjualbelikan di pasar saham di kampung kampung. Siapa yang berduit, akhirnya bakal bisa atur keran demokrasi.

*Oleh Mohammad Trijanto (Aktivis Anti Korupsi)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.