Cerita Kagetnya Sopir Ambulans Evakuasi Jasad Brigadir J

kesaksian sopir ambulans di persidangan kasus pembunuhan Brigadir J

kesaksian sopir ambulans di persidangan kasus pembunuhan Brigadir J

Lintas7news — Sopir ambulans bernama Ahmad Syahrul Ramadhan menceritakan detik-detik evakuasi jasad Brigadir J, usai tewas ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo. Ahmad mengatakan kondisi jasad saat itu berlumuran darah.

Dilansir detiknews, Ahmad awalnya menceritakan dirinya mendapat panggilan untuk datang melakukan evakuasi (8/7). Dia mengaku awalnya tak tahu apa yang akan dievakuasi.

Setiba di rumah dinas Ferdy Sambo, Ahmad mengaku kaget karena melihat jenazah dan banyak orang. Dia mengaku melihat wajah jenazah saat itu ditutupi masker.

“Saya bilang izin karena nggak muat saya bawa tandu saja. Terus langsung masuk ke dalam rumah. Sampai di dalam rumah saya kaget karena ramai dan banyak juga kamera,” ujar Ahmad saat menjadi saksi sidang pembunuhan Yosua dengan terdakwa Bharada Eliezer di PN Jaksel, Senin (7/11).

kesaksian sopir ambulans di persidangan kasus pembunuhan Brigadir J (sumber: youtube kompas TV)


“Saya posisinya depan kaca belakangnya kolam ikan. Saya berdiri diam nunggu arahan. Menunggu, ‘Mas, minta tolong evakuasi.’ Saya bilang, ‘Yang sakit yang mana, Pak,’ katanya ikutin saja. Saya ikuti police line. Lalu saya terkejut di samping tangga ada jenazah,” sambungnya.
“Jenazah sudah di kantong?” tanya hakim.

“Belum. Masih tergeletak berlumuran darah, Yang Mulia,” jawab Ahmad.

“Jenazah sudah di kantong?” tanya hakim.

“Belum. Masih tergeletak berlumuran darah, Yang Mulia,” jawab Ahmad.

Dia mengaku sempat disuruh mengecek nadi jenazah itu. Dia mengatakan tak ada lagi denyut nadi pada jasad Yosua saat dicek oleh dirinya.

Setelah itu, Ahmad ditunjukkan foto kondisi jenazah Yosua. Dia menyebut wajah Yosua saat itu ditutupi masker.

“Posisinya gini?” tanya hakim.

“Iya, Yang Mulia, dan wajahnya ditutupi masker, Yang Mulia,” ucapnya.

Dia mengaku mengambil kantong jenazah. Setelah itu, barulah jenazah Yosua dievakuasi.

“Pakai sarung tangan karet, Yang Mulia. Saya bilang sudah nggak ada nadinya. Saya bilang, ‘Izin, Pak, sudah tidak ada.’ Lalu dibilang, ‘Pasti Mas?’ ‘Pasti Pak.’ Lalu dibilang, ‘Ya sudah, Mas, minta tolong dievakuasi.’ Terus saya bilang izin saya ambil kantong jenazah. ‘Emang ada kamu kantong jenazah?’ Saya bilang ada. Ya sudah saya gelar kantong jenazah di situ ada tulisan Korlantas Polri, saya bilang izin saya dari mitra kepolisian Jaktim untuk evakuasi TKP kecelakaan. Katanya, ‘Oh mitra polisi, ya sudah minta tolong ini dievakuasiā€, ujarnya.

(whn/oas)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.