BLITAR – Kabar adanya zat berbahaya di dalam telor, membuat para peternak ayam gusar. Apalagi, isu ini berhembus menjelang akhir tahun. Dimana saat natal dan tahun baru biasanya harga telur sedang bagus-bagusnya, sehingga para peternak bisa mengeruk keuntungan
Para peternak khawatir isu negatif terhadap telur ayam ini membuat harga anjlok. “Dua hari lalu harganya masih di kisaran Rp 20.500 per kilo. Tapi sekarang sudah turun menjadi keesokan harinya turun menjadi Rp 18.000 per kilo,” kata salah seorang peternak, Miftahudin.
Pria murah senyum ini mengakui jika saat ini harga telur ayam sedang bagus. Kondisi ini disebabkan oleh banyak faktor. Kondisi cuaca tidak menentu yang memicu produktivitas menurun. “Harga standar telor itu sekitar Rp 19.000 per kilo,” ungkapnya.
Isu mengenai zat berbahaya pada telur yang ditemukan pertama kali di wilayah sidoarjo. Kabar ini bisa memicu anloknya harga telor di wilayah Jawa Timur. Khususnya Kabupaten Blitar yang selama ini dikenal sebagai sentra peternakan ayam petelur. “Mudah-mudahan tidak berdampak,” imbuh Miftahudin penuh harap. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, Adi Andhaka menegaskan telur dari Blitar aman dikonsumsi. Selain pola pemeliharaan yang baik, peternaknya sangat peka terhadap kecukupan nutrisi ungags peliharaannya. “Kualitas pakan selalu dicek agar nutrisi bisa didapatkan ternak, tapi biaya produksi juga bisa ditekan,” terangnya. (mha/yog)