Jakarta, 25/1 – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD akan menyambangi Malaysia untuk membahas kerja sama pencegahan dan penanganan penyanderaan warga negara Indonesia oleh kelompok Abu Sayyaf.
“Mungkin dalam waktu tidak lama saya akan datang ke sana (Malaysia) untuk berbicara tentang Abu Sayyaf. Kita diganggu terus ini oleh Abu Sayyaf,” ujar Mahfud dalam diskusi panel “Meneguhkan Hubungan Indonesia-Malaysia” yang juga dihadiri Menteri Pertahanan Malaysia Mohammad Sabu di Gedung PBNU, Jakarta, Sabtu.
Pemerintah gerah atas penculikan warga negara Indonesia (WNI) yang dilakukan secara berkali-kali di perairan Malaysia oleh kelompok Abu Sayyaf.
Meskipun hampir seluruh WNI yang diculik sebanyak 44 sejauh ini dapat dibebaskan, Mahfud mengatakan upaya pembebasan setelah menelan waktu serta biaya yang tidak sedikit.
Untuk itu perlu dibahas langkah penyelesaian jangka panjang, khususnya dengan Malaysia karena penculikan selalu terjadi di perairan negara tersebut.
“Menculik orang Indonesia, tetapi di perairan Malaysia. selalu terjadi, tidak pernah berani menculik orang Indonesia di perairan Indonesia. Menculik di perairan Malaysia selalu terjadi,” ujar Mahfud.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Malaysia Mohammad Sabu mengatakan patroli di perairan yang sering menjadi lokasi penculikan akan ditingkatkan.
Sebelumnya dilaporkan, penculikan WNI yang bekerja di Negeri Sabah Malaysia di perairan Tambisan, Tungku Lahad Datu, Sabah, Malaysia, kembali terjadi.
Pada Kamis (16/1) sekira pukul 20.00 waktu setempat, delapan WNI yang menangkap ikan menggunakan kapal kayu dengan izin terdaftar Nomor SSK 00543/F.
Tiga WNI, Abdul Latif (37), Daeng Akbal (20) dan Pian bin Janiru (36) ditemukan bersama kapal itu.
Namun, lima rekannya, yakni Arsyad bin Dahlan (42) selaku juragan, Arizal Kastamiran (29), La Baa (32), Riswanto bin Hayono (27) dan Edi bin Lawalopo (53) dipastikan disandera. (ANTARA/AK)