Tulungagung – Permintaan masker industri rumahan di Tulungagung meningkat, efek mewabahnya virus Corona atau COVID-19 yang telah menjadi pandemi global termasuk di Indonesia.
Eni Kusrini (40), satu-satunya pelaku usaha pembuatan masker untuk pemenuhan kebutuhan pabrikan asal Desa Batangsaren, Sabtu mengatakan, saat ini dirinya meladeni permintaan atau pemesanan masker dari apotek-apotek yang membutuhkan.
“Masker yang kami produksi sudah sesuai standar mutu nasional,” kata Eni Kusrini menjelaskan.
Eni yang telah merintis produksi masker sejak tahun 2010 itu mengaku produksinya meningkat sekitar tiga kali lipat.
Jika biasanya dalam kurun sehari rata-rata memproduksi 720 buah atau sekitar 18.000 per bulan, saat ini ia kapasitas produksinya harus bisa mencapai 62 ribu per bulan.
“Ada permintaan dari sejumlah apotek yang kehabisan stok masker merek pabrikan,” katanya.
Untuk memenuhi permintaan itu, Eni dibantu sejumlah penjahit yang menjadi mitra usahanya. Harga untuk satu pack masker isi dua puluh buah dipatok Rp24 ribu rupiah.
Untuk menyemangati para penjahit itu, lanjut Eni, dirinya memberlakukan sistem penambahan insentif. Kalau dulu jasa jahit masker sehari diupah Rp100/buah, sekarang dilipatkan menjadi Rp200.
“Biar penjahitnya juga semangat. Kalau harga untuk pabrik Rp900,” katanya.
Pemesan masker yang dibuat Eni bukan hanya masyarakat pada umumnya. Sejumlah apotek di Tulungagung juga memesan masker padanya.
Harga untuk satu pack masker isi dua puluh buah dipatok Rp24 ribu rupiah. (ANT/YOG)