Belasan OTG risiko tinggi jalani rawat inap di RSD dr Soebandi

Jember- Belasan orang tanpa gejala (OTG) yang memiliki kontak erat dengan pasien positif COVID-19 menjalani rawat inap di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Jember yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan COVID di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

“Kami merawat OTG sebanyak 16 orang yang memiliki risiko tinggi menularkan virus corona karena mereka pernah kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi positif,” kata Direktur RSD dr Soebandi Jember dr. Hendro Soelistijono di Jember, Rabu.

Berdasarkan definisi Gugus Tugas Kemenkes, OTG merupakan orang yang berisiko terpapar dari orang-orang yang terkonfirmasi positif atau orang-orang yang punya kontak erat dengan yang positif.

Kontak erat adalah orang yang memiliki kontak fisik dalam jarak 1 meter selama sekitar 10-15 menit di dalam satu ruangan dan orang-orang yang pernah memiliki kontak erat dengan orang lain yang terkonfirmasi positif berisiko tertular dengan sebagian menunjukkan gejala dan sebagian besar lainnya tidak menunjukkan gejala.

Dari 16 OTG yang dirawat di RSD dr Soebandi Jember, satu di antaranya adalah anak berusia 3 tahun yang memiliki riwayat kontak erat dengan salah satu orang tuanya yang terkonfirmasi positif corona.

“Untuk penanganan OTG tentu berbeda dengan pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) karena secara klinis OTG tersebut sehat dan tidak memiliki keluhan, sehingga lebih ke pemenuhan asupan gizi saja,” tuturnya.

Informasi yang dihimpun di lapangan, salah satu OTG yang dirawat di RSD dr Soebandi Jember sudah menjalani dua kali rapid test dengan hasil non-reaktif (negatif), namun tetap diminta untuk menjalani isolasi di rumah sakit rujukan COVID-19 itu.

Menanggapi hal itu, Hendro menjelaskan hasil rapid test tidak menjamin karena rapid test baru muncul positif apabila sudah terbentuk antibodi, sehingga untuk memutus rantai penularan maka OTG dengan risiko tinggi harus diisolasi di rumah sakit.

“Isolasi mandiri yang dilakukan OTG sangat sulit dijamin kedisiplinannya untuk tidak kontak dengan orang lain karena saat ini butuh disiplin yang tinggi, agar COVID-19 segera berlalu,” ujarnya.

Ia mengatakan semua orang berpotensi menjadi OTG tanpa disadari, sehingga ia menyarankan sebaiknya berperilaku hidup bersih dan sehat, kemudian rutin cuci tangan dengan sabun di setiap kesempatan, menggunakan masker, tetap tinggal di rumah bila tidak ada kepentingan, dan hindari kerumunan.

“Banyaknya OTG, ODP dan PDP membuat ruangan yang disediakan RSD dr Soebandi penuh untuk kasus COVID-19 karena hingga kini jumlah pasien yang dirawat sebanyak 43 orang dari 46 tempat tidur,” tuturnya.

Sementara Wakil Direktur Pelayanan Medis drg Arief Setyo Argo mengatakan pasien terkonfirmasi positif yang dirawat di RSD dr Soebandi Jember sebanyak dua orang, namun rumah sakit setempat sudah menyiagakan sebanyak enam ruang isolasi khusus untuk pasien terkonfirmasi positif.

“Sebagian besar OTG yang dirawat di RSD dr Soebandi Jember merupakan kiriman dari tempat karantina Stadion Jember Sport Garden (JSG), termasuk satu balita yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif,” katanya.

Ia menjelaskan OTG tersebut akan dipantau oleh tim medis dan diberikan asupan gizi yang cukup, kemudian akan dilakukan pemeriksaan rontgen thorak dan lainnya hingga yang bersangkutan dipastikan aman untuk dipulangkan.

Rencananya RSD dr Soebandi Jember akan menambah kapasitas tempat tidur lagi untuk pasien COVID-19 sebanyak 16 tempat tidur karena tidak hanya warga Jember yang dirawat di RS rujukan COVID-19, namun ada pasien dari kabupaten tetangga yang menjalani rawat inap.

Sementara berdasarkan protokol tatalaksana COVID-19 menyebutkan pasien dengan hasil rapid test negatif, ODP dan PDP tanpa gejala bisa melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari, kemudian diberi edukasi apa yang harus dilakukan dan pemberian vitamin C.(ANT/AN)

Bagikan Melalui