Surabaya, 30/6 – Ketua DPD Himpunan Pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Hipmikimdo) Jawa Timur Bambang Wahyuono mengatakan kesadaran pelaku UMKM di wilayah setempat untuk mendaftarkan produknya guna mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) perlu ditingkatkan.
“Kesadaran mereka untuk daftar HKI masih rendah sehingga rawan dipermasalahkan di ranah hukum. Kira-kira hanya 50 UMKM/tahun yang mau daftar HKI. Itu data se-Jatim di luar Surabaya,” kata Bambang kepada wartawan di Surabaya, Senin (29/6).
Bambang menyebutkan secara kumulatif jumlah UMKM di Surabaya yang telah mengajukan pendaftaran HKI mencapai 700 produk sejak 2015 sampai sekarang, dan jika dirata-rata, ada sekitar 150 UMKM per tahun yang sadar untuk mengurus HKI.
“Angka tersebut masih kecil, mengingat jumlah UMKM di Jatim mencapai jutaan. Dari jumlah itu pendaftaran untuk HKI merek lebih banyak dibanding HKI paten. Sektor yang banyak mengajukan hak merek ini adalah makanan, minuman, dan restoran,” katanya.
Bambang cukup prihatin dengan rendahnya kepedulian UMKM dalam mendaftarkan produknya untuk mendapatkan HKI, mengingat adanya kasus restoran Geprek Bensu beberapa waktu lalu yang sempat muncul.
“Dengan adanya kasus itu, saat ini saya lihat pelaku UMKM pelan-pelan sudah mulai peduli kalau HKI itu penting, sebab rendahnya UMKM dalam mendaftar ke HKI karena tidak adanya pengetahuan dan minimnya informasi yang diterima,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, Hipmikimdo akan terus mendorong dan rutin melakukan sosialisasi agar semakin banyak UMKM yang paham tentang HKI.
“Khusus untuk UMKM Surabaya, pengurusan HKI bisa dilakukan di mal pelayanan publik Siola. Bahkan, demi meningkatkan kepedulian, Disperindag Kota Surabaya juga telah memberikan fasilitas gratis pendaftaran HKI bagi UMKM yang masuk kategori berpenghasilan rendah,” katanya.
Kemudian, kata dia, untuk UMKM yang tidak masuk golongan itu tetap bisa melakukan pengurusan di mal pelayanan publik dan mendapat keringanan biaya.
Terkait adanya COVID-19, Bambang menyebutkan saat ini sektor UMKM yang usahanya kian meningkat adalah makanan dan minuman sehat, seperti produk herbal.
“Sudah ada beberapa pengusaha kecil di bidang tersebut yang telah mengajukan pengurusan hak mereknya, dan ini menjadi pertanda bagus,” katanya. (ANT/ZA)