Jakarta, 30/6 – Room to Read mendukung sosialisasi daring ‘Ekosistem Sekolah Literat’ yang diselenggarakan Putera Sampoerna Foundation – School Development Outreach (PSF-SDO) sebagai tahap awal dari serangkaian kegiatan literasi di bawah program PSF-SDO.
Direktur Projek Room to Read untuk Indonesia , Joel Bacha, mengatakan bahwa pandemi COVID-19 memberikan tantangan yang tidak terduga, anak-anak yang sebelumnya perlu berjuang agar terbiasa membaca, kini harus berjuang lebih keras lagi.
“Anak-anak di Indonesia memerlukan lebih banyak akses pada buku-buku yang sesuai untuk membangun kecintaan membaca dan mengembangkan keterampilan literasi sejak dini. Oleh karena itu, Room to Read bersyukur dapat berkolaborasi dengan PSF-SDO untuk memperkenalkan LiteracyCloud.org agar semakin menumbuhkan kebiasaan membaca anak selama masa-masa tak terduga seperti ini,” ujar Joel Bacha dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.
Acara sosialisasi itu yang diselenggarakan di Jakarta, Senin, itu merupakan langkah kolaborasi penting Room to Read dengan organisasi lain, yang mana Room to Read berperan sebagai mitra kolaboratif dalam gerakan mendukung literasi anak di seluruh Indonesia. Melalui “Ekosistem Sekolah Literat”, Room to Read bersemangat atas kesempatan untuk berbagi dengan lebih banyak guru tentang LiteracyCloud.org, pelantar membaca daring yang mendukung kebiasaan membaca anak saat #belajardirumah.
Sosialisasi “Ekosistem Sekolah Literat” dihadiri oleh sekitar 300 peserta, termasuk pemerintah daerah, Dinas Pendidikan, kepala Teachers Learning Center (TLC) dan kepala sekolah Lighthouse School (LSP) di bawah pendampingan PSF-SDO, serta 100 sukarelawan yang tersebar di 22 provinsi. Acara sosialisasi diselenggarakan melalui platform WebEx milik Direktorat Sekolah Dasar, sebagai wujud dukungan berkelanjutan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Selama kegiatan, para peserta didorong untuk memberikan pendampingan bagi para guru dalam penggunaan LiteracyCloud.org sebagai sumber literasi di kelas serta memberikan semangat pada orang tua untuk membangun waktu membaca yang berkualitas di rumah bersama anak-anak.
Sebelumnya, dalam pengenalan awal, Room to Read telah mengadakan pelatihan bagi 15 fasilitator PSF-SDO wilayah dampingan Sumatera, Sulawesi, Bali, dan Jawa Barat. Para fasilitator tersebut diperkenalkan pada LiteracyCloud.org sebagai sarana mempromosikan kebiasaan membaca di kalangan anak-anak.
Sebanyak 15 fasilitator itu akan melatih Master Teachers dari Teacher Learning Centers and Lighthouse School Program serta 100 relawan dari 22 provinsi, agar menyebarkan LiteracyCloud.org kepada guru untuk mendukung kegiatan baca anak-anak. PSF-SDO mengungkapkan bahwa tujuan akhir program ini adalah membangun komunitas sekolah yang melek baca, yang tercermin dari kebiasaan dan perilaku gemar membaca melalui LiteracyCloud.org.
Dalam sambutan pembukanya, Direktur PSF-SDO, Gusman Yahya, menyampaikan bahwa ‘Ekosistem Sekolah Literat’ dijalankan untuk menjaga semangat literasi tetap menggiat di segala situasi, di antaranya melalui diseminasi praktik baik peningkatan minat baca dan kegiatan membaca yang menyenangkan.
“Kami mendorong masyarakat untuk turut mengambil peran dalam peningkatan minat baca sehingga mampu membentuk budaya literasi anak,” kata Gusman.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Iwan Syahril, menggatakan bahwa budaya literasi adalah pondasi semua pembelajaran dan keahlian literasi merupakan hal fundamental yang berpengaruh besar pada kemajuan suatu bangsa. Kegiatan ini merupakan sinergi dan kolaborasi yang sangat penting untuk menumbuhkan keahlian membaca dan budaya literasi.
Kepala Program PSF-SDO, Juliana, mengatakan program itu adalah gerakan kerja bersama antara organisasi, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dengan estimasi total penerima manfaat kurang lebih 9.100 guru dan taman bacaan masyarakat.
PSF-SDO menerapkan strategi implementasi berupa penguatan kapasitas Master Teachers dan relawan independen yang didukung dengan pemanfaatan pelantar daring dan luring sebagai alternatif sumber bacaan, yaitu melalui LiteracyCloud.org.
LiteracyCloud.org merupakan platform digital yang dikembangkan dan dimiliki oleh Room to Read, menyediakan buku anak-anak digital berkualitas yang dapat menjadi sumber belajar dalam kegiatan membaca guru dan orang tua melalui cara yang baru dan inovatif. Sebagai sebuah pelantar digital, LiteracyCloud.org mempermudah guru, orang tua, dan siswa untuk mengakses konten membaca kapan saja dan di mana saja. Selama masa pandemi COVID-19, LiteracyCloud.org mendukung kreativitas guru dan orang tua untuk lebih banyak melibatkan anak-anak dalam praktik membaca di rumah. (ANT/ZA)