Jakarta, 28/7 – Transformasi perusahaan harus dibarengi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) karena hal itu penting bagi kelanjutan perusahaan, terutama peningkatan produktivitas.
“Terlebih jika perusahaan baja misalnya, sudah bertransformasi, maka peningkatan kualitas SDM menjadi keharusan. Ketika produktivitas bagus, maka masyarakat akan melihat bahwa saham perusahaan tersebut di lantai bursa sangat potensial,” ujar Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda di Jakarta, Selasa.
Terkait transformasi yang dilakukan produsen baja nasional PT Gunung Raja Paksi Tbk, dia menyatakan peningkatan kualitas SDM harus dilakukan, karena perusahaan yang bertransformasi tentu juga melakukan perubahan terhadap berbagai sistem dan teknologi.
Tanpa peningkatan kualitas keahlian dan kompetensi, menurut dia, tentu SDM tidak bisa mengimbangi penerapan sistem dan teknologi terbaru.
Nailul Huda menyebutkan peningkatan kualitas SDM bisa dilakukan perusahaan dengan berbagai cara, termasuk melalui pendidikan, pelatihan, bahkan budaya kerja.
“Terlebih menghadapi era revolusi industri 4.0, ketika SDM harus memiliki kemampuan terhadap teknologi,” ujarnya melalui keterangan tertulis.
Untuk itu menanggapi transformasi yang dilakukan produsen baja tersebut, Huda juga menyatakan penerapan budaya kerja transparansi, akuntabilitas, dan profesional, juga harus mendapat dukungan SDM.
“Sebagai contoh, nilai akuntabilitas perusahaan tentu tumbuh juga dari SDM-nya. Jadi, SDM juga menentukan strategi perusahaan ke depannya,” kata dia.
Sementara itu Manajer Treasury PT GRP Harianto menyatakan peningkatan kualitas SDM merupakan keniscayaan karena perusahaan saat ini sedang melakukan berbagai perubahan, termasuk sistem.
Oleh karena itu salah satu yang dilakukan pihaknya terkait hal itu yakni mengimplementasikan sistem Enterprise Resource Planning (ERP).
“Tentu saja akan ada peningkatan skill dan kompetensi, agar SDM bisa menerapkan sistem tersebut. Karena dalam tahapan proses ERP ini, pasti ada tim building-nya supaya ERP bisa berjalan,” katanya
Perubahan tersebut serta nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, dan profesional (TAP), lanjutnya mendapat dukungan para karyawan. Salah satu implementasinya, pengembangkan sistem dashboard untuk memantau kinerja perusahaan di setiap bagian, baik operasional, produksi, penjualan, maupun keuangan.
“Kami menilai ini pengaruhnya sangat positif, makanya kami juga mendukung. Sebagai contoh, ketika pihak eksternal seperti bank dan customer menanyakan hal-hal terkait kinerja perusahaan, kami dengan cepat bisa menyajikan informasi ke pihak luar,” katanya.
(ANT/ZA)