Jakarta, 30/7 – Praktisi kesehatan dr Lupita Wijaya dari Medical Departement PT Kalbe Farma Tbk mengatakan bayi yang kurang atau tidak mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif dan lahir melalui operasi sesar maka proporsi Bifidobacterium atau bakteri baik yang menempel di ususnya berpotensi turun serta tidak mencapai 100 persen pada tahun ketiga.
“Jumlah Bifidobacterium pada anak akan dipengaruhi beberapa faktor di antaranya asupan nutrisi ASI yang tidak mencukupi. Artinya, anak lebih cenderung mendapatkan susu formula,” katanya saat diskusi daring dengan tema “Peran Probiotik di 1.000 Hari Pertama” yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Kemudian, kata dia, meskipun anak mendapatkan ASI tapi pola makan ibunya kurang dari probiotik maka juga memengaruhi jumlah Bifidobacterium anak tersebut.
Ia menjelaskan sekitar 60 persen usus bayi usia satu bulan pertama didominasi probiotik Bifidobacterium. Probiotik ini sudah dimiliki sebanyak 21 persen sejak hari pertama lahir secara per vaginam atau normal.
Selain itu, jumlah Bifidobacterium pada anak dapat dipengaruhi antibiotik. Semakin sering anak terpapar antibiotik maka bakteri baik atau probiotik akan mati di dalam usus. Akibatnya, anak tersebut tidak dapat mendukung penyerapan nutrisi secara maksimal di ususnya.
Selain kurang asupan ASI dan pola makan ibunya, jumlah Bifidobacterium pada usus anak juga dapat berkurang akibat metode persalinan.
“Ibu yang melahirkan secara normal maka usus bayinya akan lebih cepat berkembang dari pada ibu yang melahirkan dengan operasi sesar,” katanya.
Ia mengatakan secara umum, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (Word Health Organization/WHO) probiotik adalah mikro organisme hidup yang jumlahnya jika cukup dalam tubuh manusia terutama usus akan memberikan kesehatan.
Pada kesempatan itu, Lupita juga memaparkan sejumlah syarat probiotik yaitu harus berasal dari tubuh manusia terutama usus, bersifat tidak jahat atau pathogen, tahan terhadap asam lambung dan empedu.
“Tujuannya agar mampu sampai di dinding usus dalam keadaan hidup,” katanya.
Pada saat sampai di dinding usus, kata dia, maka probiotik akan bekerja lokal dengan menempel pada dinding usus dan menghasilkan beberap zat yaitu bakteriosin sebagai anti bakteri, IgA yaitu anti bodi utama, amino butirat yang berguna membantu gerakan usus, IL-10 yang berfungsi sebagai anti radang dan terakhir enzim beta-galaktosidase.
“Enzim beta-galaktosidase ini berguna membantu dalam hal gejala pencernaan anak akibat alergi susu sapi atau susu formula,” demikian Lupita Wijaya.
(ANT/ZA)