Filipina Sebut WNI Pelaku Bom bunuh Diri BNPT Siap Bantu

Jakarta – Kelompok Abbu Sayyaf disebutkan berada di balik serangan ini. (Reuters) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan akan menelusuri lebih jauh jaringan pelaku pemboman bunuh diri di Filipina selatan, di tengah langkah pemerintah setempat yang tengah menyelidiki apakah salah seorang pelakunya adalah perempuan Indonesia.

Seperti di lansir dari detiknews.com, ita, (27/08/2020). Kepala staf angkatan darat Filipina, Jenderal Cirilito Sobejana menyebut dua pengebom bunuh diri pada hari Senin (24/08) adalah dua janda milisi kelompok Abu Sayyaf, serangan bom bunuh diri ini menewaskan setidaknya 15 orang, 75 lainnya terluka. Sobejana menyebut nama dua janda itu sebagai Nanah dan Inda Nay.

Dalam pesan tertulis kepada wartawan, Sobejana mengatakan Nanah adalah istri Norman Lasuca, dan Inda Nay adalah istri Talha Jumsah, keduanya anggota kelompok Abu Sayyaf.

Pemerintah setempat masih menyelidiki apakah Nanah adalah warga negara Indonesia

Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, mengatakan belum dapat memperkirakan jumlah warga Indonesia yang terlibat dalam kelompok radikal, Abu Sayyaf di Filipina.

Namun ia menekankan kerja sama intelijen enam negara ASEAN di bidang intelijen dengan Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand dan Singapura masih berjalan.

Kerja sama bidang intelejen intelijen untuk melawan terorisme berbasis radikalisme-ekstremisme agama di kawasan ASEAN ini diteken pasca peningkatan aktivitas teroris 2018 di Marawi, Filipina, yang sempat dikuasai oleh kelompok militan.

Perempuan Indonesia disebut sebagai pelaku bom bunuh diri di Filipina selatan yang tewaskan 14 orang

Terkait peristiwa bom bunuh diri hari Senin, Boy Rafli mengatakan, “Kita juga menunggu keterangan resmi dari pemerintah setempat, Filipina tentang peristiwa itu,” katanya.

Tentara yang terluka akibat pengeboman di Jolo. (EPA). Sebelumnya seperti dikutip kanal berita di Filipina, ABS-CBN, Letnan Jenderal Cirilito Sobejana menduga pelaku bom bunuh diri adalah warga Indonesia.

“Salah satu pelakunya kemungkinan adalah istri dari pengebom bunuh diri pertama Filipina, yang meledakkan diri di luar kam militer di kota Indanan, Sulu, pada 2019,” kata Sobejana.

Belakangan kepolisian Filipina mengatakan masih menunggu tes DNA dua pelaku peledakan bom bunuh diri ini sebelum menyimpulkan identitasnya.

Kepala Kepolisian Bangsamoro Brigjen Manuel Abu mengatakan, kepolisian ingin “memastikan” sebelum membuat kesimpulan. Para pejabat militer mengatakan bom direkatkan di sepeda motor. (Reuters)

Otoritas Filipina meyakini Kelompok Abu Sayyaf yang pimpinannya ditangkap pekan lalu, Anduljihad “Idang” Susukan, bertanggung jawab atas ledakan ini.

BNPT sejauh ini belum bisa menaksir jumlah warga Indonesia yang terlibat dalam kelompok Abu Sayyaf.

“Mereka secara pasti angkanya tidak mudah dideteksi, tetapi, di antara mereka ini, memang ada komunikasi dan bahkan ada semacam hubungan dalam hal berkeluarga,” kata Boy Rafli.

“Adanya tali perkawinan di beberapa warga negara kita dengan yang ada di Filipina Selatan, terutama mereka yang terdeteksi di sana itu, masuk dalam jaringan teror yang selama ini dimonitor oleh otoritas setempat,” katanya.

Sebelum peristiwa ini, keduanya sempat menjalani program deradikalisasi di Indonesia setelah dideportasi dari Istanbul, Turki, karena terlibat dengan kelompok ISIS.

Boy Rafli mengatakan pihaknya siap membantu dalam hal informasi dan data jika ada dugaan keterlibatan warga Indonesia dalam aksi terorisme di Filipina. (*)

Bagikan Melalui