6 Poin Dasar Konseling Cegah Bullying Remaja

Opini, Serba-serbi2755 Dilihat
banner 468x60

Lintas7news.com – Sampai saat ini, bullying atau perundungan masih marak terjadi. Khususnya di kalangan anak remaja malah sering ditemukan kasus tersebut. Apalagi dengan hadirnya media sosial, perundungan semakin merajalela.

Tak heran jika bullying menyebabkan remaja depresi, mentalnya terganggu hingga berujung tindakan bunuh diri. Oleh karena itu, sering kali remaja membutuhkan seseorang yang tepat untuk membantunya dalam menyelesaikan masalah. Terlebih jika mengalami kasus perundungan.

banner 336x280

Dalam dunia remaja, konselor sebaya dapat dikatakan efektif untuk membantu remaja lainnya dalam menyelesaikan masalah seperti di lansir dari kompas.com.

Menurut Herdina Indrijati, M.Psi., Psikolog., Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Psikologi Unair, remaja dapat menjadi pertolongan pertama bagi teman sebayanya. Karena itu, ada 6 poin dasar konseling yang harus diperhatikan remaja:

  1. Komunikasi Dalam komunikasi baik verbal maupun non verbal, seorang konseli harus bisa memikirkan cara penyampaian yang mudah dimengerti.

2. Mendengar secara efektif Konselor harus bisa memposisikan diri sebagai pendengar yang baik dan dapat menciptakan atensi. Selain itu, pemahaman perasaan menjadi sangat penting untuk bisa mengidentifikasi perasaan lawan bicara. “Menatap dengan penuh perhatian dan fokus saat melakukan konseling sangat perlu, untuk menciptakan atensi,” tegasnya.

3. Empati Dalam setiap hubungan antar seseorang, tentu membutuhkan empati. Empati menjadi kunci penting ketika konselor sedang berhubungan dengan konselinya. “Empati dari konselor akan membuat konseli menjadi punya kawan. Jangan jatuh simpati, tapi empati, merasakan apa yang dia rasakan,” ujarnya.

4. Memberi umpan balik Umpan balik bertujuan untuk memberikan feedback kepada konseli. Ketika memberikan umpan balik, maka seorang konselor harus tau masalah dan informasi yang banyak. Hal itu bertujuan supaya alternatif solusi yang diberikan positif dan tidak subjektif.

5. Membangun kepercayaan Sedangkan membangun kepercayaan sebagai konselor juga menjadi poin penting yang harus diperhatikan. Salah satunya, dengan menjaga rahasia dan kepercayaan dari konseli.

6. Menjaga etika sebagai konselor Ini juga sama membangun kepercayaan, yakni konselor harus menjaga etika. Baca juga: Ini Kontribusi Unair saat Pandemi, Kembangkan Vaksin-Ciptakan Robot ” Konseling ini tidak hanya bisa diterapkan untuk kasus perundungan atau bullying, namun juga bisa pada masalah-masalah lain,” jelas Herdina.(PA)

banner 336x280
Bagikan Melalui