Lintas7News.com – Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir mengklaim bahwa pemerintah Indonesia mendapat dukungan dan pujian dari berbagai negara usai melangsungkan program vaksinasi virus corona sejak pertengahan Januari lalu.
Dilansir dari CNNIndonesia.com Indonesia diketahui telah memasuki vaksinasi tahapan kedua yang secara keseluruhan akan menyasar sebanyak 181,5 juta penduduk Indonesia. Program vaksinasi ini rencananya rampung dalam waktu 12 hingga 15 bulan.
“Alhamdulillah Indonesia termasuk salah satu negara yang dipuji dalam sisi penyiapan vaksin. Kalau tidak salah 60 negara yang mulai vaksinasi, dan bahkan di Asia-Pasifik mungkin kita terbesar sekarang untuk melakukan program vaksinasi,” kata Honesti, Selasa (9/3).
Kendati demikian, Honesti menyebut perjalanan vaksinasi di Indonesia tak langsung berjalan mulus. Ia kembali mengingat kala gagasan uji klinis dikerjakan di Indonesia, banyak pihak mencemooh Bio Farma dan Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Pada Agustus 2020, tercatat kurang lebih 1.620 relawan yang ikut menjadi relawan uji klinis fase ketiga di Bandung. Penyuntikan pun dilakukan secara bertahap. Proses uji klinis digelar untuk mengetahui keamanan dan khasiat vaksin.
“Memang di-bully kita tahu, kalau bagi kami di-bully itu vitamin. Ya, sedih juga, sewaktu clinical trial disebut Indonesia jadi kelinci percobaan dan sebagainya,” kenang Honesti.
Bio Farma pun saat ini diketahui ikut memproduksi vaksin Covid-19 hasil olahan dari bahan mentah vaksin Sinovac dalam bentuk bulk. Vaksin ini nantinya digunakan dalam program vaksinasi pemerintah.
Sejauh ini sudah ada empat merek vaksin yang ditetapkan pemerintah untuk program vaksinasi gratis. Keempat vaksin antara lain Sinovac, AstraZeneca, Pfizer dan, Novavax.
Sementara dua vaksin lain yakni Sinopharm dan Moderna telah dikonfirmasi bakal digunakan untuk kebutuhan vaksinasi gotong royong alias mandiri.
Perihal program vaksinasi, pemerintah akan melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap 181,5 juta orang untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok. Dengan memperhitungkan dua dosis vaksin untuk satu orang, serta mengikuti panduan WHO untuk menyiapkan cadangan 15 persen, maka Indonesia membutuhkan sebanyak 426 juta dosis vaksin.
(CNNIndonesia/ZA)