Lintas7News.com – Kepolisian menangkap seorang buronan Mairon Tabuni yang diduga terlibat dalam berbagai aksi yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Mimika.
Mairon ditangkap pada Kamis (10/6) sekitar pukul 19.15 WIT di Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Mimika, Papua.
“Tim gabungan berhasil melakukan penangkapan terhadap satu orang yang merupakan DPO Polres Mimika atas nama Mairon Tabuni dan terlibat dalam berbagai aksi yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata di Kabupaten Mimika,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangannya, Sabtu (12/6).
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Kamal mengatakan penangkapan terhadap Mairon terjadi saat yang bersangkutan sedang melintas di Jalan Ahmad Yani menggunakan mobil Avanza warna hitam.
Aparat kepolisian langsung melakukan penyergapan dan berhasil menangkap Mairon untuk selanjutnya dibawa ke Polres Mimika.
“Dari hasil pemeriksaan awal diketahui bahwa tersangka pada tahun 2017 ikut bergabung dengan KKB karena di ajak oleh Nau Waker,” ucap Kamal.
Dalam penangkapan itu, polisi turut menyita sejumlah barang bukti. Antara lain, tas ransel, dompet, penutup kepala, handphone, KTP, noken, satu plastik berisi emal hasil dulang, pisau badik, serta sejumlah uang.
“Saat ini tersangka dalam pemeriksaan intensif penyidik Satuan Reskrim Polres Mimika,” ujar Kamal.
Sebelumnya, kepolisian juga menangkap Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Merauke, Papua berinisial EKM di Merauke, Papua pada Rabu (9/6) sekitar pukul 22.35 WIT.
EKM ditangkap karena diduga menyebarkan berita bohong alias hoaks bernada provokatif dan SARA di akun Facebook pribadinya dengan nama Manuel Metemko.
Dalam penggeledahan terhadap handphone milik EKM, polisi menemukan bahwa yang bersangkutan menjalani komunikasi dengan aktivis HAM Veronica Koman.
Terkait hal ini, Veronica pun membenarkan bahwa dirinya memang berkomunikasi dengan EKM.
“Betul saya berkomunikasi dengan Emanuel. Tapi ini harus dikontekstualkan dengan saya yang memang komunikasi dengan belasan orang Papua yang berbeda tiap harinya. Jadi tidak ada yang spesial dari berkomunikasi dengan saya,” kata Veronica.
(CNNIndonesia/RI)