Lintas7news.com – Pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini mendekati titik nadhir. Hal ini disebabkan fenomena state capture, yakni saat cabang-cabang kekuasaan negara semakin terintegrasi dengan kekuatan oligarki untuk menguasai sumber daya publik dengan cara korupsi.
Hal ini disampaikan Ketua Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK), Moh. Trijanto dalam orasinya memperingati Hari Antikorupsi Sedunia, Kamis (9/12).
Trijanto mencontohkan, pemberantasan korupsi yang mendekati titik nadhir seperti penanganan kasus dugaan korupsi di Kabupaten dan Kota Blitar.
“Pemberantasan korupsi di Blitar mendekati titik nadhir. Pasalnya, saat ini Blitar tak luput jadi ajang korupsi. Kasus dugaan korupsi dana hibah KONI di Kabupaten dan Kota Blitar. Kasus dugaan korupsi workshop honorer K2 Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar sampai saat ini masih mangkrak di meja aparat penegak hukum,” tegas Trijanto.
Karena massa pendemo menuntut Kejari Blitar segera menuntaskan kasus-kasus korupsi yang mandek. Menangkap, menyeret dan mengadili mafia hukum dan mafia peradilan di Blitar. Massa juga menuntut wujud tata kelola pemerintahan bersih, demokratis dan berwatak kerakyatan.
“Kami juga mendesak penegakan supremasi hukum tanpa pandang bulu. Dan menyita harta hasil korupsi untuk pendidikan, kesehatan dan penanganan dampak sosial pandemi Covid-19 bagi rakyat,” jelas Trijanto.
Dalam aksi tersebut, massa sempat ditemui Kasi Intel Kejari Blitar, Anwar Zakaria.
“Untuk kasus dugaan korupsi KONI Kabupaten Blitar dan workshop honorer K2, karena rentang waktu yang cukup lama maka ada mekanisme baru. Seperti supervisi dengan KPK. Kemudian untuk kasus dugaan korupsi KONI Kota Blitar, kami telah menerima beberapa dokumen tambahan. Kami mohon waktu meneliti bukti tambahan itu,” kata Anwar.
Dilansir dari Rmolajtim.com – Sekedar diketahui, puluhan massa berdemo dengan cara longmarch dari Taman Makam Pahlawan (TMP) Raden Wijaya menuju gedung Kejari di Jalan Sudanco Supriyadi, Kota Blitar. Massa membakar boneka kertas berbentuk tikus sebagai simbol semangat berkobar memberantas korupsi di Blitar.
Massa juga mengusung keranda mayat tikus berwarna hitam dan membawah tulisan-tulisan di kertas karton terkait perlawanan rakyat memberangus korupsi di Blitar Raya.
(RmolJatim/RI)