Lintas7news.com – Kementerian PUPR mengejar relokasi pembangunan hunian tetap warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto berharap hunian tetap itu bisa digunakan warga saat perayaan Lebaran.
“Kami ingin masyarakat yang saat ini direlokasi karena terdampak erupsi Gunung Semeru beberapa waktu lalu bisa menikmati Hari Raya Idul Fitri bersama keluarganya di rumah atau hunian atap yang baru ini,” ujarnya dalam siaran pers seperti dilansir Antara, Minggu (1/5).
Ia memastikan masyarakat yang direlokasi dapat menghuni rumah baru dengan teknologi rumah instan sederhana sehat (Risha) dengan keunggulan tahan gempa dan proses pembangunan yang cepat.
Iwan berharap ada koordinasi yang baik dengan semua pihak yang terlibat dalam pekerjaan ini. Tujuannya, agar hunian tetap beserta fasilitas pendukungnya bisa segera selesai sekaligus membantu masyarakat untuk mendapatkan rumah layak huni.
“Kami terus mempercepat proses pembangunan di lapangan. Koordinasi antara Kementerian PUPR dengan berbagai pihak akan terus dilaksanakan agar hunian tetap bisa segera dihuni dengan berbagai fasilitas pendukung,” lanjutnya.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa IV Sultan Sidik Nasution merinci saat ini progres total untuk pembangunan hunian tetap sudah mencapai 89 persen.
Ia mengungkapkan dari target pembangunan 1.951 rumah seluruhnya, di antaranya 1.825 rumah telah tertangani dan sudah tertutup atap.
“Sebanyak 444 rumah sudah selesai 100 persen dan 300 unit di antaranya siap huni oleh masyarakat,” terang dia.
Selain itu, juga terdapat 130 unit rumah di antaranya telah diberikan bantuan perabotan lengkap dari lembaga Baznas. Pada 27 April 2022 lalu, bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Gubernur Jatim kepada masyarakat yang berhak menerima bantuan.
“Hunian atap ini merupakan bagian dari upaya pemindahan secara bertahap masyarakat terdampak bencana. Kami harap masyarakat bisa merawat dengan baik,” tandasnya.
(CNNIndonesia/RI)