Lintas7news.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri kabinet Indonesia maju untuk mengurangi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Sebagai gantinya, anggaran subsidi yang dikurangi itu dialihkan untuk mengembangkan kendaraan listrik.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam peluncuran Grab Elektrik, Selasa (12/7).
Tujuannya, untuk mencapai komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon hingga 29 persen pada 2023 nanti dan mencapai net zero emission atau netral karbon pada 2060 mendatang.
“Kami diperintahkan presiden menghitung semua yang bisa kita kurangi dari penggunaan-penggunaan bensin itu,” ujarnya.
Luhut mengungkapkan saat ini, pemerintah memperkirakan besaran subsidi BBM untuk mobil sebesar Rp19,2 juta per tahun per mobil. Kemudian, untuk motor besaran subsidi diperkirakan sebesar Rp3,7 juta per motor per tahun.
Ini merupakan biaya yang nantinya akan dihitung ulang dan dikurangi. Koordinasi dengan PT Pertamina terus dilakukan agar BBM subsidi ini betul-betul hanya dinikmati oleh yang berhak.
“Jadi bayangin kalau ada motor sekarang 136 juta unit, ya hitung saja subsidinya berapa,” jelasnya.
Dilansir dari CNNindonesia.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan anggaran subsidi energi tahun ini mencapai Rp502 triliun. Nilai ini meningkat tajam dari tahun lalu dikarenakan kenaikan harga minyak dunia.
Anggaran ini bahkan dikatakan Presiden Jokowi lebih besar dibandingkan biaya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang hanya Rp466 triliun. Sehingga ia berharap anggaran ini bisa dikurangi karena APBN memiliki batas untuk menanggung semua beban anggaran ini.
(CNNIndonesia/RI)