Lintas7news.com – Eks Presiden Amerika Serikat, Donald Trump disebut tak melakukan apa-apa atau membiarkan kerusuhan terjadi di Gedung Capitol Hill pada 6 Januari lalu.
Penilaian itu muncul saat sidang dengar pendapat yang digelar Komite AS terkait kasus kerusuhan tersebut pada Kamis (21/7) waktu setempat.
Salah satu anggota parlemen dari Partai Republik, Adam Kinzinger menggambarkan Trump yang tampak puas dengan kekerasan yang berlangsung di Capitol.
“Massa memenuhi tujuan Presiden Trump, jadi tentu saja dia tidak campur tangan [untuk menghentikan kekerasan sampai lebih dari tiga jam setelah dimulai], kata Kinzinger, dikutip Reuters.
Trump hanya betul-betul mendiamkan kekerasan itu selama 187 menit, bahkan ia tak meminta massa meninggalkan Ellipse dan menyuruhnya pulang.
“Dia memilih untuk tidak bertindak,” ucap dia lagi.
Selain mendiamkan, Trump juga disebut tak melakukan panggilan telepon ke para pejabat tinggi.
Para pejabat tinggi AS, termasuk penasihat Gedung Putih, Pat Cipollone menyebutkan Trump menonton televisi selama berjam-jam saat kerusuhan meletus.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Mereka mengaku tidak mengetahui Trump melakukan panggilan telepon ke pihak berwenang yang bisa menghentikan kekerasan di Capitol Hill.
Mereka di antaranya kepala kabinet, menteri pertahanan dan keamanan dalam negeri, jaksa agung atau Garda Nasional AS.
Dalam sidang juga menampilkan gambar dari Senator Republik, Josh Hawley, di luar Capitol. Ia terlihat mengangkat dan mengepalkan tangan untuk mendorong kerumunan massa yang tertahan di belakang garis keamanan.
Panitia juga menampilkan beberapa klip video yang menunjukkan Hawley lari menghindari perusuh. Pertama, ia melarikan diri melintasi lorong dan kemudian menuruni tangga.
Ruang sidang, yang penuh wartawan, pembantu kongres, staf keamanan, dan pengunjung tertawa terbahak-bahak saat rekaman itu diputar.
Kerusuhan di Capitol Hill terjadi pada 6 Januari lalu. Saat itu, ribuan pendukung Trump menyerbu untuk membatalkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden. Mereka terhasut pidato Trump yang sebelumnya menuduh ada kecurangan pemilu.
(CNNIndonesia/NB)