Lintas7news.com – Malam Satu Suro atau Satu Muharram dalam penanggalan Islam memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa memperingatinya saat matahari terbenam sebelum masuk tanggal satu suro.
Tahun ini, peringatan Malam Satu Suro jatuh pada tanggal 29 Juli 2022, dimulai dari ba’da Magrib. Biasanya, terdapat sejumlah ritual yang dilakukan masyarakat adat Jawa dalam mengisi Malam Satu Suro.
Ini menjadi tradisi yang dilakukan turun-temurun hingga sekarang. Saat peringatan Malam Satu Suro, warga diminta tidak keluar rumah, kecuali untuk keperluan berdoa.
Sebelum melakukan ritual, ada pula yang melakukan tradisi seperti puasa bicara, tidak tidur semalam suntuk, dan berendan di suang atau mata air tertentu.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Sejumlah lokasi yang dianggap keramat seringkali dijadikan tempat melaksanakan ritual. Berikut 5 tempat wisata ini yang ritual Malam Satu Suro dirangkum dari berbagai sumber.
1. Gunung Kawi
Obyek wisata Gunung Kawi terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Lokasinya berada di lereng Gunung Kawi sebelah selatan.
Jarak tempat ini dari pusat Kota Malang sekitar 38 kilometer. Di tempat ini terdapat dua buah pesarean (pemakaman) keramat Kyai Zakaria atau yang terkenal dengan sebutan Eyang Junggo dan Iman Soedjono.
Konon Kyai Zakaria dan Imam Soedjono dikenal sebagai sesepuh pertama di gunung kawi. Ritual Malam Satu Suro di Gunung Kawi salah satunya dilakukan dengan tujuan mengenang jasa-jasa kedua leluhur tersebut lewat berdoa dan melakukan kirab budaya yang atraktif.
2. Pantai Parangtritis
Sejak dulu Pantai Parangtritis sudah dikenal sebagai tempat wisata bernilai magis di Yogyakarta. Ketika Malam Satu Suro, nuansa di Pantai Parangtritis berbeda.
Pada peringatan Malam Satu Suro, banyak orang datang ke Pantai Parangtritis untuk melakukan sejumlah ritual mencuci benda pusaka atau keramat seperti keris.
Bukan hanya itu, tradisi lain yang dilakukan masyarakat saat Malam Satu Suro di Pantai Parangtritis adalah melarung, yaitu menghanyutkan persembahan berupa sesajen ke laut.
3. Keraton Yogyakarta
Pada peringatan Malam Satu Suro, Keraton Yogyakarta, punya tradisi mencuci benda pusaka seperti keris milik keraton. Bagi masyarakat Jawa, keris menjadi benda pusaka yang sakral sehingga perlu dicuci setiap tahun, tepatnya pada Malam Satu Suro.
Ritual lain di Keraton Yogyakarta adalah tirakatan atau tidak tidur semalam suntuk. Selain itu, ada pula tradisi unik Malam Satu Suro yang dilakukan Keraton Yogyakarta, Bisu Mubeng Beteng yaitu mengelilingi benteng-benteng yang ada di kompleks keraton.
Jika tertarik menyaksikan langsung tradisi-tradisi tersebut, Anda bisa mengunjungi Keraton Yogyakarta ketika peringatan Malam Satu Suro.
4. Keraton Surakarta
Budaya Jawa memang menganggap sakral Malam Satu Suro, sehingga keraton-keraton punya tradisi menggelar ritual, tak terkecuali Keraton Surakarta.
Bahkan, ritual yang digelar Keraton Surakarta terbuka untuk masyarakat dan wisatawan, sehingga tak jarang tradisi ini disaksikan banyak orang. Keraton Surakarta diketahui punya ritual Kirab Kebo Bule di tengah Malam Satu Suro.
Ritual tersebut digelar demi memohon berkah dan keselamatan ketika menyambut tahun baru. Keraton Surakarta sendiri juga merupakan tujuan wisata heritage di Solo
5. Candi Belahan
Candi Belahan yang merupakan cagar budaya Kerajaan Airlangga, terletak di desa terpencil yakni Desa Wonosuryo, Pasuruan, Jawa Timur. Perlu upaya ekstra ke lokasi tersebut karena akses jalan rusak dan berliku.
Pada peringatan Malam Satu Suro, terdapat ritual yang dilakukan di Candi Belahan, tepatnya Petirtaan Jolotundo. Di jaman dulu, Petirtaan Jolotundo dibangun sebagai tempat pertapaan Prabu Airlangga beserta dua permaisurinya, yaitu Dewi Laksmi dan Dewi Sri.
Banyak warga datang mengikuti ritual di Petirtaan Jolotundo pada Malam Satu Suro. Yang menarik, mata air jernih mengucur dari payudara patung permaisuri. Petirtaan juga tempat ritual berendam di Malam Satu Suro.
(CNNIndonesia/RI)