Rudal Jelajah AS Menuju Jerman Ancaman Kembalinya Ketegangan Global

Penempatan rudal jelajah Amerika Serikat di Jerman menciptakan ketegangan yang dapat memicu suasana konfrontasi seperti era Perang Dingin.

Militer Amerika Serikat (Tangkapan Layar)

LINTAS7NEWS – Setelah dua dekade absen, rencana penempatan kembali rudal jelajah Amerika Serikat di Jerman menciptakan ketegangan baru yang dapat memicu kembali suasana konfrontasi seperti era Perang Dingin. Langkah ini dikhawatirkan akan memicu respons keras dari Rusia, mengubah dinamika keamanan Eropa dan meningkatkan risiko konflik.

Dilansir AFP pada Jumat (12/7/2024), pihak Amerika Serikat mengumumkan bahwa pengerahan berkala rudal jelajah ke Jerman akan dimulai pada tahun 2026.

Gedung Putih Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka berencana untuk menempatkan rudal-rudal tersebut secara permanen di Jerman. Rudal-rudal ini akan memiliki “jangkauan yang jauh lebih luas” dibandingkan sistem yang ada saat ini di Eropa.

“Penggunaan kemampuan canggih ini akan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap NATO dan kontribusinya dalam pencegahan terpadu di Eropa,” ungkap pihak AS dalam pernyataan bersama dengan pemerintah Jerman.

Baca juga : 2 Orang Tewas Akibat Rudal Rusia Hantam Polandia

Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan kepada wartawan dalam pertemuan puncak NATO di Washington bahwa langkah ini merupakan “sesuatu yang bersifat pencegahan dan menjamin perdamaian.” Ia menekankan bahwa ini adalah keputusan yang “perlu dan penting pada saat yang tepat.”

Keputusan untuk menggunakan rudal tersebut menandakan “langkah mantap menuju Perang Dingin,” demikian komentar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada reporter TV pemerintah.

“Semua atribut Perang Dingin dengan konfrontasi langsung kembali muncul,” kata Peskov.

Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, mengatakan kepada stasiun penyiaran Deutschlandfunk bahwa keputusan penempatan rudal tersebut mengatasi “kesenjangan yang sangat serius” dalam kemampuan pertahanan negara. Ia menjelaskan bahwa tentara Jerman saat ini tidak memiliki rudal jarak jauh yang diluncurkan dari darat, hanya rudal jelajah yang dapat ditembakkan oleh pesawat.

Namun, pengumuman tersebut memicu kecaman di Jerman, karena pengerahan rudal AS mengingatkan kembali kenangan menyakitkan dari Perang Dingin.

Baca juga : Imbas Uji Coba Rudal Balistik PBB Beri Korut Lebih Banyak Sanksi

Ralf Stegner, anggota parlemen dari Partai Sosial Demokrat yang mengusung Scholz, menyatakan bahwa keputusan untuk menempatkan rudal tersebut dapat menandakan dimulainya “perlombaan senjata” yang baru.

“Hal ini tidak akan membuat dunia lebih aman. Sebaliknya, kita memasuki sebuah spiral di mana dunia menjadi semakin berbahaya,” peringat Stegner.

Sahra Wagenknecht, seorang tokoh sayap kiri terkemuka di Jerman, menyatakan kepada mingguan Spiegel bahwa penempatan rudal AS “meningkatkan bahaya bahwa Jerman sendiri akan menjadi teater perang.”

Setelah berakhirnya Perang Dingin, Amerika Serikat secara signifikan mengurangi jumlah rudal yang ditempatkan di Eropa seiring dengan berkurangnya ancaman dari Moskow. Namun, setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, negara-negara NATO, dipimpin oleh AS, bergegas untuk meningkatkan pertahanan mereka di benua itu.**

(ZS)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.