LINTAS7NEWS – Pada hari Kamis, 25 Juli 2024, Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menekankan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pentingnya segera mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. Langkah ini diharapkan dapat membawa puluhan sandera yang ditawan sejak 7 Oktober 2023 untuk kembali ke dalam keamanan keluarga mereka. Harris menegaskan komitmennya terhadap perdamaian dan kemanusiaan dalam upaya membangun stabilitas di kawasan tersebut.
Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat, menjelaskan bahwa dalam percakapan yang ‘terbuka dan produktif’ dengan Benjamin Netanyahu, dia menegaskan pentingnya hak Israel untuk mempertahankan diri sambil menyampaikan keprihatinan mendalamnya atas jumlah korban jiwa yang tinggi di Jalur Gaza selama sembilan bulan konflik, serta kondisi kemanusiaan yang ‘mengerikan’ di daerah tersebut.
baca juga : Kamala Harris Melejit di Atas Trump dalam Survei Pemilihan Presiden AS.
Wakil Presiden AS dengan tegas mengulangi pesan lama Joe Biden bahwa sudah saatnya mengakhiri perang yang mematikan di Jalur Gaza, di mana lebih dari 39.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa. Namun, ia menambahkan penekanan yang lebih kuat terhadap urgensi saat ini hanya sehari setelah pidato Netanyahu yang mendukung perang di hadapan Kongres AS, di mana Netanyahu bersumpah untuk mencapai ‘kemenangan mutlak’ terhadap Hamas, dengan minim pembahasan tentang negosiasi gencatan senjata.
“Ada perasaan optimis dalam pembicaraan untuk mencapai kesepakatan,” kata Harris kepada wartawan setelah pertemuan dengan Netanyahu, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita AP pada Jumat (26/7). “Seperti yang saya sampaikan kepada PM Netanyahu, saatnya untuk menyelesaikan kesepakatan ini.”
Pada hari yang sama, Netanyahu mengadakan pertemuan terpisah dengan Biden, yang telah mendorong Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan dalam tiga tahap yang didukung oleh AS.
Setelah bertemu dengan Netanyahu, Harris juga mengakui bahwa dinamika perang di Jalur Gaza jauh lebih kompleks daripada sekadar dukungan kepada satu pihak atau yang lainnya.
Terkadang, kita terlalu sering terjebak dalam percakapan yang bersifat biner, padahal sebenarnya situasinya jauh lebih kompleks,” ujar Harris, yang juga mengutuk kebrutalan yang terjadi di pihak Hamas pada kesempatan tersebut.
baca juga : Keputusan Mendalam : Joe Biden Menarik Diri dari Kontes Pilpres AS.
“Lebih lanjut,” kata Harris, “Apa yang terjadi di Gaza selama sembilan bulan terakhir sungguh menghancurkan. Saya terpukul melihat gambar-gambar anak-anak yang tewas dan orang-orang yang putus asa, mereka harus melarikan diri demi keselamatan, sering kali mengungsi berulang kali.” Harris menegaskan dengan tegas, “Kita tidak boleh mengabaikan tragedi ini. Kita tidak bisa menjadi tuli terhadap penderitaan. Saya tidak akan berdiam diri.”**
(sd)