Kanker Ovarium pada Usia Muda : Mengungkap Mitos dan Fakta Penting.

Ilustrasi Kangker Ovarium.

Ilustrasi Kangker Ovarium. (lintas7news).

LINTAS7NEWS – Kanker ovarium, yang berasal dari indung telur, sering disebut sebagai ‘pembunuh diam’ karena ciri-cirinya yang tidak terlihat secara langsung. Perubahan dari keadaan normal menjadi kanker dapat terjadi dengan cepat dan tanpa peringatan. Deteksi dini menjadi krusial karena merupakan kunci untuk menghadapi tantangan ini dengan lebih baik. Ini adalah momen penting untuk menangkapnya sebelum berkembang menjadi lebih sulit diatasi.

Kanker ovarium sering terdeteksi pada stadium lanjut di negara maju maupun berkembang karena tantangan deteksi dini yang belum terpecahkan. Meskipun teknologi seperti USG, CT scan, MRI, dan tumor marker memberikan gambaran saat ini, mereka belum mampu memprediksi perkembangan jangka panjang penyakit ini, menegaskan perlunya inovasi dalam pemantauan dan penanganan kanker ovarium.

Kanker ovarium pada usia muda seringkali menjadi misteri, mengingat ovarium berperan dalam fungsi reproduksi. Namun, ada kabar baik kanker ovarium pada usia muda, terutama di bawah 30 tahun, sering kali berupa jenis germ cell yang memiliki prognosis lebih baik dibandingkan jenis epitel. Meskipun sebagian besar kanker ovarium (90%) adalah tipe epitel yang cenderung lebih serius, jenis germ cell menawarkan harapan lebih besar untuk kesembuhan.

Kanker ovarium tipe germ cell sering terjadi pada usia 15-19 tahun, namun insiden secara keseluruhan relatif rendah, sekitar satu dari 200.000 perempuan. Sekitar 15-20% dari semua kanker ovarium adalah tipe ini, dengan hanya sekitar 3% yang bersifat ganas. Prognosisnya baik karena sering terdeteksi dini dan responsif terhadap kemoterapi, memberikan harapan untuk kesembuhan yang lebih baik.

Operasi pada kanker ovarium tipe germ cell cenderung menjaga konservasi organ reproduksi, seperti mempertahankan indung telur dan rahim. Ini memungkinkan peluang untuk memiliki keturunan di masa depan. Pasca operasi, sebagian besar pasien memerlukan 3-4 seri kemoterapi. Namun, keputusan untuk memberikan kemoterapi tambahan bergantung pada evaluasi hasil pemeriksaan patologi dari ovarium yang diangkat.

Kemoterapi pasca operasi pada kanker ovarium tipe germ cell bertujuan untuk memastikan tidak ada sisa sel kanker mikroskopis yang tersisa setelah pengangkatan tumor primer. Meskipun tumor utama telah diangkat, ada kemungkinan kecil bahwa sel-sel kanker masih ada dan dapat tumbuh kembali tanpa perawatan tambahan. Setelah kemoterapi dan dinyatakan sembuh, sekitar 85% pasien dapat mengandung dan melahirkan bayi, menunjukkan bahwa perawatan ini dapat mengembalikan kemampuan reproduksi bagi kebanyakan pasien.

Setelah dinyatakan sembuh dari kanker ovarium, penting bagi pasien untuk menjalani kontrol rutin secara teratur. Kontrol dilakukan setiap 3 bulan selama 2 tahun pertama setelah perawatan, dan kemudian dilanjutkan menjadi setiap 6 bulan sampai tahun ke-5. Hal ini diperlukan untuk memantau kemungkinan kekambuhan dan memastikan kondisi kesehatan tetap terjaga dengan baik. Menjalani kontrol rutin adalah langkah penting dalam merawat diri dan mengontrol perkembangan jangka panjang penyakit ini.

Angka ketahanan hidup 5 tahun untuk kanker ovarium tipe germ cell memberikan gambaran yang menggembirakan. Pada stadium awal (stadium I), angka ini mencapai sekitar 97%, sementara pada stadium lanjut, masih ada harapan dengan angka ketahanan hidup sekitar 71%. Meskipun belum ada pencegahan atau deteksi dini yang efektif untuk kanker ovarium, perkembangan lebih lanjut dalam penelitian sangat penting untuk meningkatkan prospek penyembuhan dan kualitas hidup pasien.**

(sd)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.