LINTAS7NEWS – Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris pada 20-22 November 2024 membawa angin segar bagi Indonesia, dengan berfokus pada peluang investasi berkelanjutan, pasar karbon, dan transformasi menuju ekonomi hijau. Salah satu sorotan utama adalah serangkaian diskusi strategis yang dipimpin oleh Standard Chartered Indonesia, yang menggandeng Pemerintah Inggris dan Kamar Dagang Inggris-Indonesia (BritCham) untuk memperkenalkan potensi pasar karbon Indonesia dan mendiskusikan pendanaan untuk inisiatif iklim.
Pada 20 November, Standard Chartered mengorganisir sebuah roundtable di London yang membahas peluang pasar karbon Indonesia. Diskusi ini mengeksplorasi berbagai aspek terkait harga dan volume kredit karbon, serta bagaimana kebijakan pemerintah dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta dapat mendorong pertumbuhan pasar ini. Hashim Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi, dan Kerry McCarthy, Menteri Bidang Iklim Inggris, menjadi pembicara utama dalam acara ini, yang juga melibatkan para calon pembeli kredit karbon dan pelaku sektor keuangan internasional.
Baca juga : Prabowo Subianto Jadi Nama Tunggal Capres Usungan Kader Gerindra
Pada 21 November, Presiden Prabowo menghadiri roundtable bersama 19 CEO perusahaan terkemuka dari Inggris untuk membahas prioritas investasi Indonesia, seperti transisi energi, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% pada 2030 melalui peningkatan investasi berkelanjutan di berbagai sektor strategis. Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Investasi Rosan Roeslani turut menyampaikan komitmen Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang mendukung ekonomi hijau.
Rino ‘Donny’ Donosepoetro, Cluster CEO Standard Chartered Indonesia, dalam forum Indonesia Investment Forum yang diadakan oleh KBRI Inggris dan Indonesia Investment Promotion Center, menekankan pentingnya investasi di sektor energi terbarukan dan hilirisasi industri. Donny mengungkapkan bahwa Indonesia memerlukan investasi sebesar USD 235 miliar untuk mencapai transisi energi bersih pada 2030, serta USD 600 miliar untuk hilirisasi 26 komoditas utama yang dapat meningkatkan nilai tambah dan memperkuat perekonomian Indonesia.
baca juga : Prabowo Tegaskan Jangan Tertipu Dengan Money Politik
Sebagai komitmen global terhadap keberlanjutan, Standard Chartered mengumumkan bahwa mereka akan memobilisasi dana sebesar USD 300 miliar untuk pembiayaan berkelanjutan hingga tahun 2030. Di kawasan ASEAN, bank ini telah mendanai proyek-proyek energi hijau, termasuk pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di Cirata, Indonesia. Keterlibatan aktif Standard Chartered dalam kunjungan ini menegaskan peran strategis mereka dalam mendukung visi Indonesia untuk menjadi ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan, sekaligus mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris.
Dengan berbagai inisiatif ini, kunjungan Presiden Prabowo ke Inggris tidak hanya memperkuat hubungan kedua negara, tetapi juga membuka peluang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan ekonomi hijau yang berkelanjutan melalui investasi global yang tepat sasaran.**
(SD)