LINTAS7NEWS – Yogyakarta dikejutkan dengan fenomena alam yang sangat jarang terjadi pada Selasa sore, 11 Maret 2025. Hujan es turun tiba-tiba di sejumlah wilayah Yogyakarta, terutama di kawasan Sleman, sekitar pukul 15.00 WIB. Fenomena ini berlangsung sekitar 10 hingga 15 menit dan mengejutkan banyak warga yang merasakannya. Kejadian ini semakin menambah dramatis dengan disertai hujan deras dan angin kencang yang memunculkan suara berisik dari butiran es yang jatuh. Ukuran butiran es yang turun bervariasi, ada yang sebesar kerikil hingga sebesar kelereng.
Fenomena hujan es ini pertama kali terpantau di sepanjang Jalan Kaliurang hingga Jalan Monjali, Sleman. Salah seorang warga, Rini Purbosari, yang tinggal di Perumahan Sedan Asri, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, menceritakan pengalamannya dengan terkejut. “Ini pertama kali saya melihat hujan es seperti ini. Awalnya cuaca tenang, tiba-tiba langit mendung, hujan deras, dan terdengar suara keras dari atap rumah. Ketika saya keluar, saya baru menyadari itu adalah hujan es,” katanya. Suara berisik yang terdengar berasal dari butiran es yang jatuh ke atap rumah dengan keras.
baca juga : Presiden Jokowi Lewatkan Malam Tahun Baru 2020 di Yogyakarta
Tidak hanya di Sedan Asri, hujan es juga melanda sejumlah kawasan lain, termasuk Godean, Bulaksumur (di sekitar Universitas Gadjah Mada), dan Ringroad Barat Sleman. Kejadian ini menjadi viral di media sosial setelah banyak warga yang mengabadikan momen langka tersebut. Beberapa warga yang berada di Godean, seperti Bayu Eko, juga merasakan kejadian serupa. “Cuaca awalnya panas, tiba-tiba langit mendung dan hujan deras datang. Dari dalam rumah, saya mendengar suara keras seperti kerikil dilempar ke atap. Saya langsung keluar dan menyadari itu adalah hujan es,” ujar Bayu.
Sebuah kejadian serupa juga terjadi di kawasan Jalan Magelang, Yogyakarta. Seorang warga di sana menggambarkan, “Sekitar pukul 15.10 WIB, suara hujan es terdengar sangat keras. Awalnya saya pikir ada yang bocor di rumah saya. Setelah keluar, saya baru tahu bahwa itu adalah butiran es yang jatuh dengan keras.”
Fenomena hujan es ini juga terjadi di lingkungan kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman. Haryanto, Koordinator Bidang Protokol UGM, mengonfirmasi kejadian ini. “Sekitar pukul 15.15 WIB, hujan es turun di halaman Gedung Pusat UGM. Banyak pegawai yang terkejut dan langsung keluar ruangan setelah mendengar suara keras dari hujan deras,” ujar Haryanto. Mahasiswa Fakultas Hukum UGM, Nalya Naomi Tarigan, juga merekam momen tersebut dalam sebuah video. “Awalnya saya hanya merekam hujan deras, tetapi kemudian saya melihat ada butiran es yang jatuh. Ukuran esnya bervariasi, ada yang sebesar koin dan ada juga yang kecil seperti peluru karet,” ujarnya.
baca juga : BMKG: Waspada Potensi Tsunami Di Jatim
Menanggapi fenomena langka ini, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono, memberikan penjelasan ilmiah. Menurutnya, hujan es ini disebabkan oleh awan jenis Cumulonimbus, yang dapat menjulang hingga ketinggian 15 kilometer dengan suhu puncaknya mencapai minus 7,2 derajat Celsius. Awan ini merupakan tempat terbentuknya butiran es yang kemudian jatuh ke bumi. “Butiran es tersebut terbentuk di dalam awan Cumulonimbus yang sangat tinggi. Karena adanya aliran udara turun yang kuat, atau ‘downdraft’, butiran es tidak sempat mencair sebelum mencapai permukaan tanah,” jelas Warjono.
Selain hujan es, fenomena ini juga disertai dengan angin kencang dan petir yang semakin memperburuk intensitas peristiwa alam tersebut. Warjono menambahkan bahwa kejadian hujan es sering terjadi pada masa peralihan musim, yaitu ketika musim hujan beralih menuju musim kemarau, yang terjadi antara bulan Maret hingga April. “Masa peralihan musim ini sering kali membawa cuaca ekstrem. Oleh karena itu, potensi terjadinya fenomena hujan es dan cuaca ekstrem lainnya masih tinggi hingga bulan April,” kata Warjono.
Meskipun fenomena hujan es ini terbilang langka, peristiwa ini tidak menimbulkan kerusakan besar di Yogyakarta. Namun, kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang cepat. BMKG mengimbau agar warga selalu memantau informasi cuaca terkini dan siap menghadapi potensi cuaca ekstrem lainnya yang mungkin terjadi dalam waktu dekat.
baca juga : 6 Kota Terpanas Sepanjang Agustus Menurut BMKG
Fenomena hujan es yang terjadi di Yogyakarta ini menunjukkan betapa dinamisnya iklim di Indonesia, di mana perubahan cuaca dapat terjadi secara tiba-tiba dan dengan intensitas yang tinggi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami potensi perubahan cuaca ekstrem, khususnya pada masa peralihan musim, dan tetap waspada terhadap fenomena alam yang tak terduga. BMKG juga mengingatkan agar masyarakat selalu mengikuti informasi cuaca terkini untuk memastikan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem.**
(SD)