Jakarta – Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) meminta PSSI untuk segera memutuskan status kompetisi, termasuk Liga 1, karena bisa berpotensi melanggar regulasi FIFA dari sisi kontrak pemain dengan klub.
Dilansir dari CNNIndonesia.com Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) meminta PSSI untuk segera memutuskan status kompetisi, termasuk Liga 1, karena bisa berpotensi melanggar regulasi FIFA dari sisi kontrak pemain dengan klub.
“Kami telah mengirimkan surat kepada PSSI untuk mereka segera memutuskan status keberlanjutan kompetisi, apakah tetap lanjut untuk musim 2020, atau dihentikan dan dimulai musim kompetisi yang baru,” kata Presiden APPI Firman Utina, Rabu (6/1).
Jika kompetisi kembali dilanjutkan, dikatakan Firman, terdapat peraturan PSSI yang tidak memperbolehkan pemain pindah ke klub lain dalam divisi yang sama. Hal ini disebut melanggar asas kebebasan berkontrak pemain untuk pindah ke klub lain yang telah tertuang dalam Regulasi FIFA dengan nama Bosman Ruling.
Di sisi lain, beberapa klub juga telah melakukan pemutusan kontrak dan membubarkan tim dikarenakan status kepastian kompetisi yang tidak kunjung mendapat kejelasan.
“Beberapa poin yang kami sampaikan adalah mengenai laporan beberapa pemain yang telah diputus kontrak dan dibubarkan timnya, kemudian juga konfirmasi tentang isu regulasi yang mengatakan pemain tidak dapat pindah ke klub lain dalam lanjutan liga nanti, yang jelas hal ini melanggar aturan dalam RTSP [Regulasi Transfer dan Status Pemain] FIFA,” ujar Ponaryo Astaman selaku General Manager APPI menambahkan.
APPI berharap PSSI bisa tegas dan tidak membiarkan ketidakjelasan kompetisi secara terus-menerus. Terlebih, rencana untuk melanjutkan kompetisi Liga 1 2020 pada awal Februari mendatang sampai saat ini belum juga jelas.
Hingga pekan pertama Januari 2021, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) belum mengantongi izin keramaian dari kepolisian guna menggulirkan liga.
Justru yang terjadi saat ini adalah klub-klub membubarkan tim karena banyak kontrak pemain yang habis di akhir 2020 lalu. Masa persiapan yang singkat akan mengakibatkan risiko bagi pemain.
“Masa persiapan yang ideal bagi pesepakbola profesional ialah empat hingga enam minggu sebelumnya. Kurang dari itu akan sangat berisiko bagi pesepakbola,” ucap Andritany Ardhiyasa, Wakil Presiden APPI.
(CNN/ZA)