LINTAS7NEWS – Tak hanya sekadar minuman, kopi adalah sahabat setia yang membangunkan semangat pagi. Dengan kafeinnya yang menyegarkan, kopi menghadirkan energi dan konsentrasi untuk mengarungi setiap hari dengan penuh semangat dan antusiasme.
Meskipun kopi dapat memberikan semangat, kita perlu mengingat kata-kata bijak dari dr. Elisabet Sipayung, SpPD: minum kopi dengan penuh perhatian. Konsumsi berlebihan bisa berdampak buruk pada kesehatan, terutama pada kesehatan ginjal.
Dalam konteks zaman sekarang, kopi telah menjadi minuman yang sangat populer. Kandungan kafein di dalamnya dapat menyebabkan efek diuresis yang meningkatkan produksi urine, serta efek takikardi yang meningkatkan detak jantung. Oleh karena itu, bagi para penggemar kopi, sering kali mereka akan merasakan keinginan untuk sering pergi ke toilet.
baca juga : Kupas Tuntas: Berapa Batasan Aman Konsumsi Kopi Sehari?
“Menurutnya, tidak perlu khawatir jika kita minum kopi secukupnya, misalnya sekali sehari.”
Dr. Elisabet mengingatkan bahwa minum kopi secara berlebihan, misalnya 6 hingga 7 cangkir sehari, bisa menjadi adiksi yang tidak dianjurkan. Terutama jika kopi tersebut dicampur dengan susu dan gula, atau dikonsumsi dalam bentuk kopi instan dengan tambahan gula.
Hal ini karena kopi yang dicampur dengan gula meningkatkan risiko diabetes, yang bisa berdampak negatif pada kesehatan ginjal. Dr. Elisabet menyarankan untuk menghindari penggunaan gula saat menikmati kopi untuk menjaga kesehatan ginjal
Bagi kita yang masih sehat, penting untuk memperhatikan kesehatan ginjal dengan baik. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah mengurangi konsumsi makanan yang mengandung kadar garam dan gula tinggi. Konsumsi berlebihan dari makanan ini dapat menyebabkan diabetes dan hipertensi, yang dapat merusak ginjal. Kita perlu menjauhi risiko ini untuk menjaga kesehatan ginjal kita.
“Kita dianjurkan untuk banyak minum air putih. Jika kita minum kopi, sebaiknya tanpa gula dan susu. Kopi hitam murni masih diperbolehkan, tetapi kopi instan yang mengandung banyak gula sangat tidak disarankan bagi pasien,” ujarnya.**
(sd)