Penipuan Keuangan Digital Merebak, Ekonom Soroti Pentingnya Edukasi Keuangan untuk Lindungi Masyarakat.

banner 468x60

LINTAS7NEWS – Penipuan dalam sektor keuangan digital di Indonesia semakin marak, mengancam keamanan finansial banyak orang. Ekonom Nailul Huda, yang juga Direktur Ekonomi CELIOS, menyebutkan bahwa rendahnya literasi keuangan digital menjadi faktor utama yang mempermudah berkembangnya penipuan ini.

Menurut Huda, banyak masyarakat yang tidak memahami dengan baik produk keuangan digital yang mereka pilih, sehingga mudah tergiur dengan tawaran investasi yang menawarkan keuntungan tak masuk akal, seperti 30-70 persen per bulan. Padahal, keuntungan sebesar itu jelas berisiko tinggi dan tidak realistis.

banner 336x280

baca juga : Waspadai kelas-kelas online radikalisme

“Penipuan ini berkembang karena masyarakat masih banyak yang belum paham betul tentang keuangan digital. Tawaran yang menggiurkan sering kali membuat orang-orang tergoda tanpa menyadari bahwa mereka sedang diperdaya,” ungkap Huda. Fenomena gaya hidup konsumtif yang sering dipamerkan di media sosial juga dimanfaatkan oleh penipu untuk menarik perhatian korban dan memperdaya mereka dengan janji keuntungan cepat.

Huda mengimbau agar masyarakat lebih kritis terhadap tawaran investasi, terutama yang menawarkan keuntungan di atas 10 persen per bulan. Menurutnya, investasi dengan janji keuntungan yang sangat besar biasanya hanya penipuan.

Pentingnya peningkatan literasi keuangan digital menjadi sorotan utama. Huda menekankan bahwa edukasi yang lebih baik tentang cara kerja keuangan digital dapat melindungi masyarakat dari penipuan dan membantu mereka membuat keputusan finansial yang lebih cerdas. Dengan literasi yang baik, masyarakat akan lebih aman dalam berinvestasi dan berpartisipasi dalam ekonomi digital yang berkembang dengan lebih sehat.**

(SD)

banner 336x280
Bagikan Melalui