Bupati Trenggalek paparkan strategi daerah hadapi pandemi COVID-19

Lintas Jatim1646 Dilihat
banner 468x60

Trenggalek- Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin memaparkan serangkaian program dan kebijakan yang ditempuh sebagai strategi daerah dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19 selama dua bulan terakhir.

“Ya kami mempersiapkan jauh-jauh hari sebelum adanya peraturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan lain sebagainya. Kami menerjemahkan instruksi Presiden. Ada dua hal yang pertama mengurangi risiko penyebaran penyakit kemudian yang kedua bagaimana mengatasi dampak sosial ekonomi dan juga keamanan,” katanya dalam siaran pers di Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu.

banner 336x280

Ia menjelaskan jauh sebelum diterapkan PSBB di kota-kota besar, Kabupaten Trenggalek telah melakukan langkah-langkah antisipasi, mulai dari pembatasan jalur masuk dengan hanya menerapkan tiga akses melalui di pos-pos pemeriksaan/pemantauan, melakukan penyaringan screening dan pendataan setiap pendatang, hingga memberdayakan usaha rintisan lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ketika diterapkan pembatasan jarak.

“Begitu ada yang status ODP (Orang Dalam Pemantauan), kami berikan ‘top up’ melalui ojek daring lokal, aplikasi ‘startup’ (usaha rintisan) anak-anak lokal, sehingga masyarakat yang melakukan isolasi mandiri kemudian bisa membeli kebutuhan pokok tanpa harus keluar rumah, sehingga risiko penyebaran penyakit bisa kita tanggulangi,” katanya.

Di sektor pariwisata yang cukup terdampak, Bupati Nur Arifin sepakat dengan istilah “new normal” sehingga saat ini juga perlu mempersiapkan para pelaku di sektor pariwasata untuk menghadapi tantangan yang berbeda.

“Di era omni, kita semua ingin semua orang di sektor perkantoran ini harus punya keahlian baru, warung-warung tidak boleh sama lagi. Orang sekarang sudah mulai ngomong masalah higiene (kebersihan), berarti semua restoran kita harus dipastikan, warung-warung UMKM di sekitar kawasan wisata harus diajarkan bagaimana higiene, karena nanti wisatawan yang akan datang tidak akan lagi sama seperti sebelumnya, tetapi memikirkan hal-hal tersebut,” ujarnya.

Ia menjelaskan setelah semua serba dari rumah maka yang dipikirkan setiap orang adalah kapan jalan-jalan.

Akan tetapi, kata dia, dengan kondisi finansial yang tidak sama, tentu daya beli akan menurun akibat pandemi, terutama kelas menengah ke bawah.

“Untuk itu, perlu ada titik temu antara pengusaha hotel dengan ‘homestay’ agar bagaimana bisa bekerja sama sehingga dapat menawarkan harga yang terjangkau bagi wisatawan,” katanya.

Pemkab Trenggalek juga tengah mempersiapkan strategi daerah untuk menarik kembali kunjungan wisatawan, salah satunya membuat spoiler tentang destinasi wisata di daerah itu.

“Setelah COVID-19 ini katakanlah bisa dikendalikan atau selesai sama sekali, maka yang akan dilakukan orang pertama kali pasti ‘leisure’. Pasti jalan-jalan, bagaimana berlibur, berwisata, termasuk juga nanti mensinkronkan antara platform pariwisata dengan platform UMKM kemudian dengan ‘event’ dan sebagainya,” ucap Nur Arifin.(ANT/AN)

banner 336x280
Bagikan Melalui