Surabaya, 06/7 – Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta inovasi-inovasi sains dan akademik dari universitas dapat membantu penanggulangan COVID-19.
“Akademisi merupakan bagian dari komponen pentaheliks dalam penanggulangan bencana diharapkan perannya, termasuk dalam menyampaikan informasi dan komunikasi ke masyarakat,” ucapnya di sela kunjungan kerjanya di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Minggu malam.
Pada kesempatan tersebut, Menko PMK didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelar rapat virtual bersama rektor dari 58 perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS).
Muhadjir juga mengingatkan bahwa pemerintah saat ini telah menuju upaya dalam rangka membangkitkan gairah ekonomi akibat pandemi.
Di Jatim, kata dia, pemerintah pusat telah menunjuk Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II Marsekal Muda TNI Imran Baidirus untuk berkoordinasi bersama Pemerintah Provinsi Jatim dalam penanganan COVID-19 di wilayah setempat.
Selain itu, Muhadjir juga menyampaikan bahwa pemerintah telah memberikan penekanan dua hal dalam penanganan COVID-19, yaitu mengintensifkan fasilitas dan pelayanan kesehatan untuk menekan angka fatalitas di Jatim serta memperluas testing.
Sehingga, lanjut dia, pihaknya mengundang PTN-PTS di Jatim yang memiliki sumber daya manusia kesehatan dan terdapat laboratorium yang bisa digunakan untuk melaksanakan tes PCR.
“Tadi dalam pertemuan tersebut, Pak Menkes RI sudah siap membantu fasilitas alatnya dan dari ketua gugus tugas juga siap memberikan fasilitasnya kepada PTN dan PTS di Jatim untuk membantu penanganan COVID-19 ini,” kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.
Dalam kesempatan sama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menilai bahwa pengembangan teknologi dari hasil riset dan inovasi akademisi sangat bagus dan dibutuhkan.
Menkes juga meminta agar dalam implementasinya, seluruh pasien dan spesimen tetap diawasi dan dijaga, termasuk para tenaga medis dan tenaga laboratorium juga harus mendapatkan pelatihan sebelum terjun dalam penanganan COVID-19.
“Lalu, penyiapan ruangan laboratorium harus betul-betul memenuhi syarat. Jangan sampai laboratorium menjadi episentrum baru,” kata Terawan.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Nasional Doni Monardo menambahkan agar peran universitas melalui mahasiswanya dapat membantu menggerakkan masyarakat untuk perubahan perilaku sesuai dengan adaptasi kebiasaan baru, menerapkan protokol kesehatan.
“Pendekatan kemanusiaan dari peran akademisi dan komunitas penting untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat,” katanya.
Kepala BNPB itu memberikan gambaran solusi perubahan perilaku dengan peran mahasiswa dapat dilakukan melalui sejumlah aktivitas, seperti kuliah kerja nyata (KKN) di sejumlah wilayah setempat.
“KKN tematik dapat mengajak masyarakat mengubah perilaku sesuai protokol kesehatan ditambah menjaga imunitas dengan olahraga dan mengonsumsi makanan sehat,” tutur Doni.
(ANT/ZA)