Jakarta, 22/7 – Menteri BUMN Erick Thohir kembali membuat gebrakan baru, kali ini dirinya mendorong BUMN-BUMN untuk berkiprah dan semakin berkembang pasa di kancah pasar global.
Hal tersebut merupakan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) tentang kerja sama diplomasi ekonomi dalam rangka mendukung BUMN Go Global antara Kementerian BUMN dan Kementerian LUar Negeri.
Menurut Menteri BUMN, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo bahwa ke depan Indonesia secara diplomatik tidak hanya fokus di politik, tetapi juga terus mengembangkan footprint dunia usaha. Dan tentu dunia usaha sendiri ada dua yakni swasta dan BUMN.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa intinya Kementerian Luar Negeri akan sepenuhnya mendukung program BUMN Go Global. Di sinilah pentingnya MoU ini ditandatangani untuk memberikan landasan kuat bagi kerja sama seterusnya serta pembahasan MoU ini juga super cepat.
Lalu apakah tujuan dari program BUMN Global ini? Mungkinkah kondisi pandemi Covid-19 saat ini merupakan momentum tepat untuk hal tersebut?
Perbaiki rantai pasok
Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan program diplomasi ekonomi BUMN Go Global yang bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri bukan untuk gaya-gayaan melainkan demi memperbaiki rantai pasok atau supply chain Indonesia.
Program BUMN Go Global dapat diartikan memiliki dua tujuan. Pertama, dalam rangka mencoba untuk memasarkan produk-produk BUMN yang saat ini sudah diakui juga di banyak negara.
Kemudian tujuan yang kedua adalah dalam rangka memperbaiki rantai pasok yang ada di Indonesia.
Selama ini Indonesia hanya menjadi target pasar atau market. Dan ini yang diharapkan adalah bagaimana BUMN-BUMN juga melakukan akuisisi beberapa perusahaan yang ada di luar negeri, dengan tujuan yang sederhan yaitu memperbaiki rantai pasok Indonesia.
Sementara itu ekonom Think Policy Society, Adelian Surya Pratiwi menilai bahwa untuk mengoptimalkan kebijakan BUMN Go Global, perlu dipertimbangkan beberapa faktor seperti demand gap.
BUMN yang darurat Go Global tentunya adalah BUMN yang potensi peningkatan ceruk pasarnya sudah mulai menurun di dalam negeri. Sehingga mau tidak mau, BUMN harus berekspansi. Contoh sektor ini adalah sektor keuangan. Selain karena ceruk pasarnya yang menipis di dalam negeri, sektor keuangan juga menjadi sektor yang relevan untuk go global untuk enabling operasi perusahaan Indonesia yang sudah mendunia.
Selanjutnya, BUMN yang perlu didorong adalah BUMN yang darurat efficiency gap. BUMN terutama yang bergerak manufaktur terutama di hulu (contohnya BUMN sektor baja, dll) sangat membutuhkan efisiensi, sehingga kemampuan untuk mencari sumber daya sebaik dan seefisien mungkin di dunia, diperlukan. Dengan Go Global, BUMN jenis ini dapat menjadi lebih efisien dalam beroperasi sehingga menghasilkan produk yang lebih murah baik untuk dikonsumsi di dalam negeri maupun diluar. Dengan fokus pada rantai produksi yang efisien, Indonesia juga akan mampu menyumbang ke rantai pasokan global.
Tujuan lain yang hendak dicapai dari Go Global seharusnya juga meningkatkan kualitas pelayanan di dalam negeri. Dengan demikian, BUMN yang bergerak di bidang jasa juga perlu didorong misalnya pelayanan infrastruktur, kesehatan, teknologi informasi, pariwisata, dan sebagainya untuk memanfaatkan pasar global sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan.
Momentum tepat
Menteri BUMN Erick Thohir menilai saat ini merupakan momentum spesial untuk mengembangkan BUMN di pasar global dalam rangka memajukan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional.
Faktor yang menunjang hal tersebut antara lain karena terdapat persamaan kesadaran dan visi untuk mendorong pengembangan BUMN di pasar global, sehingga dapat meningkatkan jumlah transaksi dan nilai investasi outbound BUMN, serta dapat memajukan kepemimpinan Indonesia di luar negeri.
Kolaborasi antarinstansi pemerintah terus digencarkan Kabinet Indonesia Maju Jilid II agar perekonomian Indonesia pascapandemi COVID-19 bisa pulih dengan cepat. Bahkan, kolaborasi yang dilakukan juga didukung dengan strategi agresif sehingga setiap langkah yang diambil mampu mengikuti persaingan global yang kian ketat.
Sedangkan jika melihat kondisi perekonomian dan bisnis level internasional yang terjadi saat ini, Wakil Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai situasi perekonomian global di era COVID-19 saat ini yang mengalami reset (susun ulang), dapat memuluskan keinginan BUMN untuk lebih berkembang di level internasional melalui program BUMN Go Global.
Secara umum program BUMN Go Global merupakan program strategis yang sangat tepat diluncurkan di masa pandemi COVID-19 dan menjadikan Kementerian Luar Negeri sebagai mitra utama dalam program ini merupakan langkah tepat dari Kementerian BUMN.
Menurut pengamat ekonomi tersebut, pandemi COVID-19 saat ini membuat seluruh negara mereset strategi ekonomi mereka, mengingat negara-negara sekuat Amerika Serikat dan China saja kewalahan, sehingga negara-negara di dunia saat ini sedang menyusun kembali strategi ekonomi yang dapat beradaptasi dengan ancaman-ancaman seperti COVID-19.
Dengan demikian BUMN memang harus bisa memanfaatkan momentum situasi dan kondisi pasar global tersebut yang berpotensi memberikan keuntungan lebih tinggi.
Sisi positifnya dengan diluncurkannya kerja sama antara Kementerian BUMN dengan Kementerian Luar Negeri sebenarnya membuka jalan yang lebih luas bagi BUMN untuk bisa berkiprah di kancah internasional.
(ANT/ZA)