Jagung Melimpah, Peternak Tetap Harus Serap Jagung Impor

BLITAR-Kemarau panjang membawa berkah bagi peternak ayam petelur di Bumi Bung Karno.  Yakni, stok jangung yang melimpah dengan harga yang boleh dibilang murah. Meski begitu, mereka tetap harus membeli stok jagung impor yang ada di gudang bulog wilayah Jatim sebagai konsekuensi komitmen bersama antara pemerintan dan peternak.

Adi Andhaka, kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar mengungkapkan, saat ini tersedia sekitar 7,6 ribu ton jagung impor. Stok tersebut harus diserap oleh peternak di Jawa Timur, tak terkecuali di Kabupaten Blitar.  “Hal ini sudah sering kali dilakukan. Karena jika hanya mengandalkan produk lokal, tidak cukup untuk kebutuhan pakan ternak,” kata Adi.

Pria murah senyum ini menjelaskan, melimpahnya stok jagung lokal  juga merupakan rentetan dari anjloknya harga broiler beberapa waktu lalu. Banyak peternak yang gulung tikar, sehinga jagung lokal masih  cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga pengujung tahun.  Harga jagung juga tidak begitu mahal, Rp 3,8 ribu per kilo.

Meski demikian, asosiasi peternak juga harus membantu pemerintah untuk mengeluarkan stok jagung impor yang melimpah di gudang. Sebab, itu menjadi bagian dari komitmen pemerintah bersama dengan peternak. Tercatat ada sekitar 3 ribu ton dari jumlah total stok yang kemungkinan bakal di bawa ke Blitar raya. “Jadi juga harus saling menjaga. Tidak elok, dulu teriak-teriak ketika barang langka, kini setelah stok masih melimpah lantas tidak mau lagi mengambil barang,” imbuhnya. Kebijakan jagung impor ini , kata dia, untuk memenuhi kebutuhan peternak saat jagung langka beberapa waktu lalu.  Solusi ini ditempuh agar peternak yang ada di daerah bisa terus melanjutkan usahanya. Saat stok langka, harga jagung saat itu melambung tinggi dan peternak terancam merugi. “Harga jagung impor itu lebih rendah, dari harga lokal. Tapi memang soal kualitas tentu berbeda, karena stok lama dan stok baru,” ucapnya. (mha/yog)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.