BLITAR-Di penghujung tahun 2019, usaha mikro masih menjadi salah satu roda ekonomi suatu daerah, tidak terkecuali bagi Kabupaten Blitar. Setidaknya terdapat 9.200 usaha mikro yang saat ini beroperasi dan telah resmi berbadan hukum.
Kabid Pemasaran Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar, Tutik Nurhayati. Ditanya mengenai grafik perkembangan pelaku usaha mikro, Tutik mengatakan berdasarkan hasil observasi di lapangan, ada peningkatan usaha. “Jadi kalau prosentase memang kita belum tahu (secara pasti) tapi yang jelas mereka dari pengusaha yang kecil sekali sudah percaya diri,” ucap Tutik.
Hendry Christian, pemilik rumah industri pembuat sekaligus ruko produk jenang, Omah Jenang, (19/12) mengatakan jika usahanya pada tahun 2019 mengalami progres meningkat. Pembeli hasil olahan jenang maupun yang berkunjung naik. “Kita semakin gencar melakukan promosi biar para pengunjung datang ke Omah Jenang. Kita memasarkan produk ke Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogja sampai kita sudah ekspor ke Hongkong meski kecil-kecilan”
Adapun strategi pemasarannya, kata Hendry, lebih mengarah promosi media online. Namun tidak dipungkiri faktor internal para pengusaha adalah alasan kenapa beberapa pelaku usaha mikro gagal berkembang.”Banyak sekali pelaku usaha yang pengen instan” tutur Hendry.
Hendry mengatakan pemasaran online dan ofline diprediksi masih menjadi tantangan pelaku usaha mikro. “Di 2020, perkembanganya masih positif, ada beberapa event mungkin Lebaran dan liburan jaraknya (waktu) sudah ada, ndak berdempetan, itu (akan menjadi) momen waktu UMKM memperkenalkan produk,” tandasnya. (bar/yog)