Seoul – Pemerintah Korea Selatan pada Sabtu mendesak warga untuk tetap tinggal di dalam rumah seiring mengeluarkan peringatan tentang perjuangan melawan virus corona yang sedang dalam “masa genting”.
Wakil Menteri Kesehatan Kim Kang-lip menyebut bahwa saat ini merupakan “masa kritis” dalam menahan penyebaran virus, sehingga, “masyarakat dimohon tetap tinggal di dalam rumah dan menghindari perjalanan ke luar rumah, serta meminimalisasi kontak dengan orang lain.”
Korea Selatan menjadi negara yang mengalami kasus infeksi COVID-19 tertinggi di luar China, dengan jumlah tercatat 2.931 kasus, setelah lonjakan kasus harian baru paling tinggi sebanyak 594 kasus. Di antaranya, 17 kasus kematian terjadi, sejak konfirmasi pasien pertama pada 20 Januari.
“Kami meminta masyarakat untuk menahan diri dari mengikuti acara publik pada pekan ini, termasuk pertemuan keagamaan atau unjuk rasa,” kata Kim.
Sebanyak 476 kasus baru yang muncul berasal dari kota Daegu, tepatnya di sebuah gereja yang menjadi pusat wabah, serta 60 lainnya di wilayah sekitar di Provinsi Gyeongsang Utara, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC).
Otoritas kesehatan sedang melakukan pengujian terhadap lebih dari 210.000 anggota dan 65.000 calon anggota gereja yang terkait dengan kebanyakan kasus infeksi setelah perempuan berusia 61 tahun, yang diketahui sebagai “Pasien 31”, menghadiri kebaktian gereja sebelum dikonfirmasi positif corona.
Dari 88% yang telah diperiksa, dan sekitar 3.300 orang mengalami gejala-gejala sakit seperti demam, kata Kim.
Sejumlah pejabat provinsi bahkan ingin menerapkan hukuman kriminal terhadap gereja itu, menyebut bahwa pihak gereja menolak memberikan daftar lengkap anggotanya. Pihak gereja membantah tuduhan tersebut dan mendesak pemerintah mengakhiri “fitnah dan tekanan” terhadap para jemaat.
Kim menyatakan bahwa pemerintah tengah bekerja sama dengan otoritas setempat untuk memeriksa tuduhan itu. (ANT/YOG)