Magetan – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan, Jawa Timur melakukan karantina atau isolasi terhadap sejumlah wilayah desa dan kelurahannya yang ditemukan terdapat kasus warga terkonfirmasi positif terpapar virus corona atau COVID-19.
Kepala Harian Posko Bencana Non-Alam Pandemi COVID-19 Magetan Ari Budi Santosa mengatakan terdapat empat daerah di Magetan yang dikarantina atau diisolasi. Yakni, dua di Kecamatan Ngariboyo, yaitu Desa Ngariboyo dan Mojopurno. Sedangkan lainnya di Desa Blaran, Kecamatan Barat dan Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Magetan.
“Di wilayah-wilayah tersebut ditemukan terdapat warga yang positif corona. Semuanya (pasien) saat ini dirawat di RSUD dr Soedono Madiun,” ujar Ari Budi Santosa kepada wartawan, Selasa.
Menurut dia, semua warga di wilayah yang diisolasi itu tidak diperbolehkan keluar meninggalkan desa. Karena itu, pemkab memberikan bantuan berupa paket lauk pauk dan beras 5 kilogram per kepala keluarga (KK). Bantuan pangan juga diberikan oleh para relawan bagi warga yang terdampak.
“Kondisi kesehatan mereka juga di pantau oleh tim dinas kesehatan. Selain itu, lingkungan mereka juga disemprot disinfektan setiap harinya,” kata dia.
Pihaknya berharap warga memaklumi kebijakan pemerintah daerah tersebut. Terlebih saat ini Kabupaten Magetan termasuk dalam wilayah zona merah atau darurat penyebaran COVID-19 di Jatim.
Sesuai data Pemprov Jatim, saat ini terdapat sembilan orang Magetan dinyatakan positif corona dengan satu di antaranya telah meninggal dunia. Lalu ada sembilan warga Magetan yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan juga menjalani isolasi di RSUD dr Soedono Madiun.
Perkembangannya, dari sembilan PDP tersebut, ada satu PDP asal Ngariboyo yang meninggal saat menjalani perawatan di RSUD dr Soedono, Madiun. Namun, yang bersangkutan belum diketahui apakah positif terinfeksi corona atau tidak, karena hasil uji swab belum keluar.
Selain ada satu PDP yang meninggal, terdapat empat PDP yang dirawat di RSUD Soedono Madiun diketahui hasil uji spesimennya negatif. Demikian juga hasil negatif untuk 10 orang dalam pemantauan (ODP).
Ia meminta warga Magetan mematuhi anjuran pemerintah untuk belajar, bekerja, dan beribadah di rumah, serta melakukan “social distancing” atau menjaga jarak.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Venly Tomi Nicholas menyatakan penutupan kawasan wisata di wilayah Magetan diperpanjang hingga April mendatang. Ia juga meminta pengelola tempat wisata melakukan penjagaan ketat guna mengantisipasi warga yang nekat datang.
Di sekitar Telaga Sarangan, misalnya, warga berinisiatif memasang palang di jalan masuk kawasan wisata tersebut. Baik dari arah Mojosemi maupun Desa Ngerong, Plaosan.
‘Hanya bisa masuk lewat jalan utama. Diupayakan satu pintu agar pemantauannya mudah,” kata Venly.
Venly menambahkan, pengelola beberapa tempat wisata di lahan milik Perhutani seperti Taman Wisata Genilangit, Lawu Green Forest, dan Mojosemi Forest Park juga diminta melakukan pengawasan ketat. Hal itu untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. (ANT/YOG)