China Beri Hak Paten Vaksin COVID-19 Pertama

Jakarta – Vaksin virus corona atau COVID-19 dikembangkan telah dikembangkan oleh beberapa institut kesehatan di berbagai negara, salah satunya yaitu China. Pemerintah China memberikan hak paten bagi vaksin virus corona pertamanya pada Minggu (16/8). Demikian laporan media yang berafiliasi dengan China.

Seperti yang dilansir dari cnnindonesia.com vaksin tersebut dketahui dikembangkan oleh Institut Bioteknologi Beijing dan perusahaan vaksin CanSino Biologics. Institut Bioteknologi Beijing adalah bagian dari Akademi Ilmu Kedokteran Militer Pemerintah China.

“China telah menyetujui paten vaksin COVID-19 pertama yang telah dikembangkan oleh tim ahli penyakit menular PLA, Chen Wei, Sebelumnya, uji coba tahap 2 calon vaksin menemukan bahwa vaksin tersebut aman dan memicu respons kekebalan,” tulis China Global Television Network (CGTN) lewat Twitter seperti yang dikutip dari Anadolu Agency.

Berdasarkan data uji klinis yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, Kantor Berita Xinhua melaporkan pada hari sebelumnya bahwa calon vaksin COVID-19 aman dan menghasilkan kekebalan terhadap COVID-19.

Penelitian tersebut melibatkan 320 sukarelawan sehat berusia antara 18-19 tahun, 96 di antaranya juga berpartisipasi dalam uji klinis tahap 1, dan 224 lainnya dalam uji coba tahap 2.

Xinhua mengatakan hasil menunjukan bahwa vaksin tersebut secara efektif memberikan antibodi pada sukarelawan dan kemampuan yang baik untuk memicu respons kekebalan.

Juni lalu Pemerintah China menyetujui penggunaan vaksin uji klinis COVID-19 untuk disuntikkan kepada personel militer mereka.

Virus corona yang diketahui mulai merebak sejak akhir 2019 di Kota Wuhan, China. Diduga virus itu berasal dari hewan lalu menular ke manusia. Virus itu kemudian menyebar ke penjuru negeri dan bahkan lintas negara. Hingga hari ini Selasa (18/8) virus corona telah menginfeksi 22.041.304 orang di dunia dan menyebabkan 777.194 kematian.

Sejauh ini Amerika Serikat, Brasil, India, dan Rusia menjadi negara paling terpapar parah pandemic COVID-19.

(CNN/ZA)

Bagikan Melalui