Tulungagung – Makin kompleksnya permasalahan penanganan dan penanggulangan Covid-1. di Kota Marmer membuat Pemkab Tulungagung terus memberikan pembekalan kepada para relawan Covid-19. Bertempat di Pendapa Kongas Arum Kusumaning Bangsa kemarin (9/9), pembekalan kali ini berfokus pada edukasi kepada masyarakat agar patuh terhadap protokol kesehatan.
Seperti di lansir dari jawapos.com, rabu, (10/9/2020). Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengatakan, sebenarnya relawan-relawan ini telah bertugas sejak tiga bulan lalu. Atau semenjak kasus Covid-19 kali pertama ditemukan di Tulungagung. Namun, saat itu para relawan yang berasal dari berbagai organisasi kepemudaan dan sosial seperti tagana dan PMII ini memiliki tugas untuk membantu petugas di rusunawa IAIN Tulungagung. Kini seiring berkembangnya kasus, terdapat beberapa bidang yang harus dibantu relawan. Seperti memberi pendampingan psikososial pada pasien terkonfirmasi. “Tujuan adanya relawan ini karena untuk membantu pemerintah, khususnya untuk mengedukasi masyarakat dalam penanggulangan Covid-19,” jelas Maryoto.
Maryoto melanjutkan, 39 relawan ini nantinya akan dibagi beberapa tim dalam bertugas. Seperti bertugas di rusunawa, bahkan ada yang disebar ke 19 kecamatan di Tulungagung. Khusus untuk yang bertugas di kecamatan, para relawan ini memiliki misi memberikan edukasi untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker, cuci tangan, hingga menjaga jarak fisik. “Nanti mereka tentu akan membuat program kerja yang setiap harinya dilaporkan ke kami. Begitupun ketika kami dari gugus tugas membutuhkan bantuan, relawan ini yang siap bertugas,” bebernya.
Tak hanya memberi edukasi kepada masyarakat, relawan ini pun juga memiliki tugas untuk mendampingi pasien maupun masyarakat pada umumnya agar tidak mudah memberi stigma negatif terhadap pasien. Sebab, masih sering dijumpai warga merasa takut dan resah jika mengetahui tetangga yang terkonfirmasi. Begitu juga dengan pasien sendiri membutuhkan dukungan secara psikis.
Disinggung mengenai penambahan jumlah relawan, mantan sekretaris daerah (sekda) Tulungagung ini mengatakan, jika memang diperlukan, tentu tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan jumlah relawan. Bahkan, mantan pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh, jika memungkinkan dan ingin terlibat tentu diperbolehkan. Ini karena mantan pasien Covid-19 memiliki edukasi dan pengalaman cukup terkait penanganan Covid-19. “Tentu ini tidak bisa dipaksa karena ada beberapa yang masih trauma. Namun jika ada mantan pasien yang memungkinkan bergabung, tentu kami perbolehkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dr Kasil Rochmat selaku pemateri dalam pembekalan relawan Covid-19 kali ini mengatakan, materi yang diberikan kepada para relawan akan disesuaikan dengan permasalahan dan kondisi. Seperti saat ini, Tulungagung yang masih bertahan di zona kuning, diperlukan ketertiban dari seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menekan laju angka Covid-19. “Untuk itu, materi hari ini lebih ke sosialisasi kepatuhan terhadap protokol kesehatan,”jelasnya.
Kasil melanjutkan, dengan kondisi Tulungagung seperti kini memang diperlukan kerja sama berbagai pihak untuk terus menyuarakan protokol kesehatan. Mengingat kondisi wilayah di sekitar Tulungagung masih berada di zona merah dan jingga sehingga kemungkinan untuk kasus bertambah masih ada. “Kita bisa mempertahankan di zona kuning ini sudah sebuah kerja keras dari berbagai pihak. Untuk itu, mari bersama-sama semua mematuhi protokol kesehatan,” tandasnya. (*)