Jakarta – Pada Rabu (9/9) pekan lalu, Tentara Israel dilaporkan dengan sengaja memasang pengeras suara di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur. Hal ini bertujuan untuk mengganggu ibadah jamaah Muslim di masjid dengan membuat pengumuman dan instruksi kepada orang-orang yang ada di dalam masjid tersebut.
Seperti yang dilansir dari CNNIndonesia.com Rangkaian pengeras suara ini sudah disiapkan oleh pemerintah Israel dan adalah yang ketiga sejak 2017.
Kerajaan Yordania sebagai penjaga Masjid Al-Aqsa mengutuk langkah itu sebagai “pelanggaran yang dilakukan Israel secara terus-menerus”. Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Yordania, Deifallah Fayez, mengatakan “praktik absurd” pasukan Israel di situs warisan dunia yang sudah diakui UNESCO itu “tidak bertanggung jawab dan merupakan provokasi bagi perasaan umat Muslim di seluruh dunia”.
Fayez mendesak komunitas internasional untuk memikul tanggung jawab itu dan menekan Israel untuk menghentikan kegiatan yang melanggar hukum Internasional tersebut.
Mantan Mufti Agung Masjid Al-Aqsa, Ekrima Sabri, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa Israel berupaya memaksakan kedaulatannya atas masjid tersebut dan merusak Waqaf Islam.
“Tindakan pendudukan terhadap Al-Aqsa tidak valid dan ilegal. Kami tidak mengenalinya. Kami menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab atas pelanggaran kesucian Al-Aqsa, karena secara langsung bertanggung jawab atas setiap agresi,” kata Ekrima.
Masjid Al-Aqsa sendiri adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam dan sedangkan Kaum yahudi menyebut daerah itu sebagai Kuil Sulaiman.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, setelah menang dalam perang Arab dan Israel (Perang Enam Hari) pada tahun 1967. Kemudian Israel mencaplok seluruh kota Yerusalem pada 1980.
(CNN/ZA)