Temuan Situs Candi Gedog, Pjs Walikota Sebut Bisa Jadi Industri Pariwisata Sejarah di Kota Blitar

BLITAR – Pemkot Blitar terus mendukung Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur atau BPCB Jatim dalam menuntaskan ekskavasi di situs Candi Gedog Kota Blitar.

Pemuan situs Candi Gedog bisa menjadi industri pariwisata sejarah di Kota BLITAR, dikutip dari tribunews.com (8/10/2020).

Hal itu disampaikan PJs Wali Kota Blitar, Jumadi, saat melihat proses ekskavasi situs Candi Gedog yang dilakukan BPCB Jatim, Rabu (7/10).

Menurutnya, yang terpenting dari temuan situs Candi Gedog, yaitu, menyiapkan langkah selanjutnya setelah ekskavasi.

” Sekarang BPCB sedang ekskavasi, kami tunggu. Tapi, sudah ada indikasi temuan situs Candi Gedog. Tapi yang penting selanjutnya apa, ketika ada seperti ini diapakan,” kata Jumadi.

Jumadi mengatakan, temuan situs Candi Gedog menjadi bagian sejarah Kota Blitar. Temuan itu menunjukan sejarah Kota Blitar ada kaitannya dengan Mataram Hindu maupun Majapahit.

“Sejarah itu yang harus dipelihara. Warisan ini kalau bisa diambil nilainya. Kalau nilai itu baik bisa menjadi bagian kultur masyarakat di Kota Blitar,” ujarnya.

Selain itu, kata Jumadi, temuan situs Candi Gedog juga bisa menjadi nilai industri pariwisata di Kota Blitar.

Situs Candi Gedog semakin memperkaya ciri khas Kota Blitar menjadi bagian penting perjalanan sejarah di Indonesia.

“Kami akan mensuport terus ekskavasi yang dilakukan BPCB sampai menemukan bentuk di Candi Gedog. Kami akan mendukung tahapan berikutnya untuk melakukan pekerjaan apakah restorasi dan sebagainya. Terkait anggaran, kami akan membahas dengan DPRD,” ujarnya.

Sebelumnya, tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim menemukan struktur bata di bagian dalam pagar keliling situs Candi Gedog, Kota Blitar. BPCB Jatim memperkirakan struktur bata itu bagian bangunan petirtaan di situs Candi Gedog.

Ketua Tim Ekskavasi Candi Gedog dari BPCB Jatim, Nugroho Harjo Lukito mengatakan, struktur bata ditemukan di kedalaman 1,5 meter dari permukaan tanah. Struktur bata yang ditemukan mengarah ke timur barat. Selain itu, juga ditemukan struktur bata di bagian tengah yang mengarah ke selatan.

“Temuan itu pada hari kedua ekskavasi. Kami melakukan penggalian untuk mencari mevel atau lapisan bawah bangunan. Kami temukan struktur bata yang mengarah ke timur barat dan bagian tengah mengarah ke selatan. Struktur bata itu bagian kaki bangunan dan sejajar dengan pagar keliling yang ditemukan pada ekskavasi pertama,” kata Nugroho, Rabu (7/10) .

Dikatakannya, BPCB juga menemukan serpihan batu pelipit bangunan di lokasi. Batu pelipit yang ditemukan itu memiliki relief sulur. Batu pelipit relief sulur itu merupakan pelipit bagian dalam bangunan.

“Pada umumnya, dari struktur bata dan pelipit yang kami temukan, asumsi awal kami, ini merupakan bangunan petirtaan,” ujar Nugroho.(*)

Bagikan Melalui