Mendagri Ingatkan Kepala Daerah Untuk Urus Inflasi, Bukan Cuma Pilkada

Nasional741 Dilihat
banner 468x60

Jakarta – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan kepala daerah untuk tidak lupa mengurus inflasi di daerah masing-masing. Apalagi, kepala daerah yang saat ini sedang sibuk dengan pilkada Desember 2020 nanti. Selain itu, pemda juga memiliki banyak urusan agar APBD bisa berjalan sesuai target.

Seperti yang dilansir dari CNNIndonesia.com urusan inflasi yang dimaksud Tito adalah dengan memberikan anggaran khusus untuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Anggaran tersebut dibutuhkan untuk melakukan monitoring terhadap persediaan sembako setiap harinya.

banner 336x280

“Tim satgas TPID ini dianggarkan, diberikan perhatian, kepala daerah sibuk semua dan banyak persoalan. Ada pilkada, demo, pendapatan berkurang. Tapi khusus untuk inflasi ini satgas yang dibentuk ini dikumpulkan dan diberikan dukungan anggaran,” ujar Tito dalam rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi tahun 2020, Kamis (22/10).

Ia bilang kepala daerah harus memerintah TPID untuk memantau persediaan sembako secara rutin. Jika ada kenaikan harga, tim TPID bisa langsung melaporkan ke kepala daerah untuk dikaji lebih lanjut.

“Kalau ada harga naik itu langsung kami cek, masalahnya kurang di pasokan atau distribusi,” tuturnya.

Jika permasalahanya berada di pasokan, maka pemerintah bisa mencari komoditas yang kurang itu di daerah lain. Jika daerah lain juga kekurangan komoditas tersebut, maka pemerintah pusat bisa melakukan impor.

“Tapi kalau yang masalah distribusi, maka bisa saja terjadi karena ada mafia pangan. Mereka menyimpan barang agar langka, begitu langka harga naik lalu mereka lempar barangnya,” jelas Tito.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Wajiyo memprediksi inflasi akan tetap rendah hingga akhir tahun. Bahkan inflasi diperkirakan akan berada di bawah 2 persen.

“Kami perkirakan inflasi sampai akhir 2020 akan tetap rendah, bahkan lebih rendah dari 2 persen atau di batas bawah sasaran 3 plus minus 1,” ungkap Perry.

Ia menambahkan realisasi inflasi per akhir September 2020 berada di angka 1,42 persen secara tahunan (year on year/yoy). Rendahnya inflasi ini karena daya beli masyarakat yang masih rendah.

“(Ini karena) Permintaan belum kuat dan harga komoditas pangan global yang rendah” pungkasnya.

(CNN/ZA)

banner 336x280
Bagikan Melalui