Lintas7News.com – Kelompok teroris ISIS menyergap milisi Front Pasukan Rakyat (PMF) Irak yang sedang berpatroli hingga menewaskan sebelas anggota milisi.
Dilansir dari CNNIndonesia.com insiden itu terjadi pada Sabtu (23/1) pekan lalu di Kota Tikrit, Provinsi Salahaddin.
“ISIS menyerang Brigade 22 PMF,” kata seorang komandan milisi PMF, Abu Ali al-Maliki.
Peristiwa itu terjadi dua hari setelah rangkaian serangan bom bunuh diri di Ibu Kota Baghdad yang menewaskan 32 orang pada pekan lalu.
Maliki menyatakan komandan Brigade 22 PMF termasuk dalam salah satu personel yang gugur. Anggota kepolisian Irak dikirim untuk membantu memukul mundur anggota ISIS.
Sampai saat ini belum ada pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, aparat keamanan Irak menuduh ISIS sebagai dalang serangan itu.
Pasukan dan milisi Irak bahu-membahu menggempur ISIS dan merebut wilayah yang dikuasai kelompok teroris itu. Saat ini mereka masih mengejar sisa-sisa anggota ISIS yang tercerai-berai dan bersembunyi di kawasan gurun serta pegunungan.
Amerika Serikat memberikan bantuan pelatihan, persenjataan, informasi intelijen, pengintaian dan serangan udara kepada pasukan dan milisi Irak untuk memerangi ISIS.
Akan tetapi, kejadian itu juga memperlihatkan aparat keamanan Irak tidak siap mencegah dan mengantisipasi aksi teror di tengah pandemi virus corona, serta gejolak di dalam negeri akibat korupsi dan persaingan politik.
Selama ini angkatan bersenjata Irak mengandalkan bantuan dari AS dan koalisi.
Akan tetapi, seluruh pelatihan untuk sementara dihentikan di tengah situasi pandemi.
Di dalam tubuh aparat keamanan juga terjadi pertentangan antara angkatan bersenjata Irak yang dilatih AS dan kelompok milisi seperti PMF yang didukung oleh Iran.
AS dan Iran adalah musuh bebuyutan. Hal itu membuat militer dan milisi di Irak saling curiga bahwa mereka akan mencoba mencuri informasi dan diperalat oleh AS dan Iran.
Pertentangan itu menjadi pekerjaan yang mesti diselesaikan oleh Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi. Dia selama ini dikenal sebagai sosok yang dekat dengan AS.
Kadhimi bahkan mengizinkan pasukan anti-teroris AS memburu anggota ISIS dan kelompok yang kerap meluncurkan roket ke arah kedutaan AS di Baghdad.
Karena kejadian bom bunuh diri itu, Kadhimi mencopot kepala kepolisian dan komandan pasukan elite Falcon.
(CNN/ZA)