China Anggap AS Ciptakan Ketegangan Karena Kirim Kapal Perang Ke Taiwan

030126-N-1810F-002 At sea aboard USS Kitty Hawk (CV 63) Jan. 26, 2003 -- The guided missile destroyer USS John S. McCain (DDG 56) approaches the Kitty Hawk during a replenishment at sea (RAS). An RAS is the method by which ammunition fuel is transferred from one ship to another while at sea. The technique enables a fleet or naval formation to remain at sea for prolonged periods of time. Kitty Hawk is the NavyÕs only permanently forward-deployed aircraft carrier and operates out of Yokosuka, Japan. U.S. Navy photo by PhotographerÕs Mate 3rd Class Todd Frantom. (RELEASED)

Lintas7News.com – China menganggap Amerika Serikat sengaja “menciptakan ketegangan” dan mengganggu perdamaian serta stabilitas.

Dilansir dari CNNIndonesia.com hal itu diutarakan militer China setelah kapal perang AS, USS John S. McCain, berlayar dan transit di Selat Taiwan yang menjadi wilayah sensitif bagi Beijing dan Taipei.

Melalui pernyataan pada Kamis (4/1), Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan pasukannya telah mengikuti dan melacak keberadaan kapal perusak rudal milik AS itu.

“Langkah AS adalah pengulangan trik ‘manipulasi’ usang terkait situasi di Selat Taiwan, dengan sengaja menciptakan ketegangan dan mengganggu perdamaian serta stabilitas regional. Kami dengan tegas menentang ini,” katanya.

China menegaskan meski situasi di Selat Taiwan berubah, militernya akan tetap menjalankan tugas dan misinya menjaga kedaulatan, keamanan, dan integritas wilayah yang diklaim bagian dari Beijing tersebut.

Sementara itu, Angkatan Laut AS menuturkan USS John S McCain melakukan transit rutin di Selat Taiwan pada 4 Februari lalu. Washington menganggap manuver itu sesuai dengan hukum internasional.

Taiwan juga menganggap pelayaran USS John McCain sebagai misi biasa.

China memang menganggap Taiwan sebagai wilayahnya yang membangkang. Sebab, di bawah kepemimpinan presiden pro-demokrasi, Tsai Ing-wen, Taiwan berkeras ingin memisahkan diri dari China.

Sementara itu, AS yang memiliki hubungan khusus dengan Taiwan terus menunjukkan dukungan terhadap wilayah tersebut. Hal itu kerap membuat China naik pitam.

AS memang kerap mengerahkan kapal perangnya berlayar di Selat Taiwan dan Laut China Selatan. Langkah itu dilakukan AS dengan alasan “kebebasan bernavigasi” di perairan internasional.

Tahun lalu, Angkatan Laut AS mengirimkan kapal perang untuk berlayar melalui Selat Taiwan sebanyak 13 kali.

China pun tak jarang melakukan tindakan balasan dengan mengerahkan belasan jet tempurnya menerobos wilayah pertahanan udara Taiwan.

(CNNIndonesia/ZA)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.