Lintas7News.com – Demonstrasi Myanmar semakin meluas hingga pemadaman internet beberapa kali terjadi sejak kudeta militer pada 1 Februari lalu.
Dilansir dari CNNIndonesia.com Aparat keamanan Myanmar dilaporkan mengerahkan banyak kendaraan lapis baja ke kota-kota besar seperti Yangon, Myitkyina, dan Sittwe untuk membendung protes anti-kudeta.
Melihat dari video yang beredar luas di Facebook, para pasukan keamanan melontarkan sejumlah tembakan demi membubarkan pengunjuk rasa di sebuah situs pembangkit listrik di Myitkyina, Negara Bagian Kachin, pada Minggu (14/2).
Dua wartawan The 74 Media yang menyiarkan langsung demonstrasi itu ditangkap aparat bersama tiga jurnalis lain.
Selain itu, Reuters melaporkan lebih dari selusin truk polisi dengan empat kendaraan meriam air dikerahkan ke dekat Pagoda Sule di pusat Kota Yangon.
Sejumlah kedutaan besar luar negeri seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Kanada, dan 11 negara lain dengan kompak mengeluarkan pernyataan yang menyerukan aparat keamanan Myanmar untuk “menahan diri dan menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap para demonstran.”
Selain protes massa, junta militer Myanmar juga menghadapi sejumlah pemogokan mulai dari tenaga medis hingga para pegawai pemerintah sebagai bentuk penolakan terhadap kudeta.
Departemen Penerbangan Sipil menyatakan para pegawainya tengah mogok kerja sejak 8 Februari lalu. Hal itu menyebabkan penundaan jadwal penerbangan internasional.
Seorang pilot melaporkan staf departemen yang melakukan mogok kerja berjumlah hingga ratusan personel.
Operasional kereta di sejumlah negara bagian juga dilaporkan berhenti setelah para staf menolak bekerja.
Junta militer dikabarkan tengah memerintahkan para pegawai negeri sipil untuk segera kembali bekerja dan mengancam akan memberi sanksi jika para pegawai tak melakukannya.
Sejauh ini, aparat keamanan militer dilaporkan telah menahan lebih dari 400 orang termasuk pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, para pejabat pemerintah, aktivis, hingga warga yang menentang kudeta.
Sejak kudeta berlangsung, junta militer juga telah berupaya membungkam para pemrotes dengan memblokir sejumlah media sosial utama Myanmar seperti Facebook, Twitter, hingga WhatsApp.
Pada Senin dini hari, warga Myanmar juga mengeluhkan gangguan jaringan internet di mana empat jaringan telekomunikasi di negara itu tidak dapat diakses.
Hal itu dibenarkan oleh laporan portal pemantau layanan internet global, NetBlocks. NetBlocks melaporkan layanan internet mati di seluruh penjuru Myanmar sejak pukul 01.00.
“Pemadaman internet tengah berlangsung di #Myanmar sejak pukul 01.00. Data jaringan real-time menunjukkan bahwa konektivitas internet nasional hanya 14 persen setelah perintah pemblokiran informasi,” kata NetBlocks di Twitter.
Pemadaman internet ini terjadi ketiga kalinya sejak kudeta berlangsung di Myanmar.
(CNNIndonesia/ZA)