Jasad Pendeta Yeremia Diautopsi 5 Juni Terkait Kasus Penembakan Di Intan Jaya

Lintas7News.com – Polri akan melakukan autopsi terhadap jasad pendeta Yeremia Zanambani yang tewas ditembak diduga oleh personel TNI di Intan Jaya pada September 2020 lalu. Autopsi akan dilakukan di Distrik Hitadipa, Intan Jaya, Papua pada Sabtu (5/6).

Kapolres Intan Jaya AKBP Sandi Sultan menjelaskan, nantinya proses autopsi akan dilakukan tim gabungan dari TNI dan Polri.

“Pelaksanaan autopsi Pendeta Yeremias Zanambani direncanakan akan dilaksanakan Pada tanggal 05 Juni 2021,” kata Sandi Sultan kepada wartawan, Rabu (2/6).

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Polisi pun tengah menyiapkan pemetaan dan pengecekan di wilayah tersebut demi mempermudah proses autopsi. Nantinya, lanjut Sandi, bakal disiapkan pula rencana pengamanan di titik-titik rawan.

“Dalam pelaksanaan tersebut Rombongan TNI-Polri di pimpin Kapolres Intan Jaya Akbp Sandi dan Danyon 501/BY Letkol Inf.Arfa Yuda serta 46 personel dalam Rencana pengamanan ada 8 titik yang dianggap rawan,” tambah dia.

Sementara, Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudusy menjelaskan proses autopsi akan membantu penyelidikan lantaran dapat menentukan kebenaran peristiwa secara objektif.

Nantinya juga, hasil autopsi akan diperlukan selama proses persidangan guna pembuktian.

“Dalam persidangan digunakan dengan nama Visuem et Repertum. Visuem et Repertum adalah laporan tertulis dari hasil autopsi pada suatu mayat untuk mencari tahu kebenaran suatu tindak pidana,” tukas dia.

Sebagai informasi, hasil investigasi Komnas HAM menemukan bahwa terduga pelaku penembakan Pendeta Yeremia Zanambani adalah Wakil Danramil Hitadipa, Alpius.

Komnas HAM menyatakan bahwa pemicu kekerasan yang menimpa tokoh agama itu salah satunya adalah pertanyaan ke aparat tentang anggota keluarga Yeremia yang hilang.

“Diduga bahwa pelaku adalah Alpius, Wakil Danramil Hitadipa,” kata Komisioner Pemantauan/ Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam saat dikonfirmasi melalui keterangan resminya, Kamis (5/11).

Seiring berjalannya waktu, Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Puspomad) pun melakukan investigasi. Terungkap fakta bahwa terdapat anggota TNI yang membakar jenazah dan membuang abu dua warga sipil di Papua yang dicurigai bagian dari kelompok sipil bersenjata–atau biasa disebut pemerintah dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Komandan Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Danpuspomad) Letnan Jenderal TNI Dodik Widjanarko menyebut dua warga sipil itu ialah Zanambani bersaudara, yakni Luther Zanambani dan Apinus Zanambani, yang diketahui menghilang sejak April 2020.

Setelah ditelusuri, Luther Zanambani dan Apinus Zanambani diketahui merupakan kerabat dekat Pendeta Yeremia Zanambani yang juga tewas diduga karena kekerasan aparat.

(CNNIndonesia/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.