Lintas7News.com – Kapal-kapal China dilaporkan membuang limbah dan kotoran manusia selama bertahun-tahun di perairan Laut China Selatan.
Kepala perusahaan teknologi kecerdasan buatan untuk analisis citra satelit,Simularity Inc,LizzDerr mengatakan selama lima tahun ini kotoran manusia dan limbah menumpuk sehingga merusak terumbu karang di wilayah Spratly, tempat kapal-kapal penangkap ikan China berlabuh.
“Ketika kapal tidak bergerak, kotoran menumpuk,” kata Derr.
“Ratusan kapal yang berlabuh di Spratly membuang limbah mentah ke terumbu yang mereka tempati.”
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Media Filipina melaporkan, pada 17 Juni setidaknya 236 kapal terlihat di atol atau Union Banks.
Derr memperingatkan kumpulan ikan, termasuk tuna yang bermigrasi, berkembang biak di terumbu karang yang rusak dan dapat menyebabkan penurunan stok di daerah lepas pantai yang merupakan sumber makanan utama kawasan.
“Ini adalah malapetaka dengan proporsi yang epik, dan kami nyaris tak bisa kembali,” kata Derr.
Pejabat China tak segera menanggapi komentar Derr soal kerusakan lingkungan di Laut China Selatan. Beijing pernah mengatakan bahwa mereka mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi stok perikanan dan lingkungan di perairan itu.
China terus mengklaim sebagian besar wilayah di LCS berdasar pada sembilan garis putus atau nine dash line merujuk pada alasan historis.
Klaim sepihak China atas Laut China Selatan itu bertabrakan dengan wilayah perairan sejumlah negara Brunei, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Meski Pengadilan Arbitrase PBB menganggap klaim China di Laut China Selatan tidak sah pada 2016 lalu, pemerintahan Presiden Xi Jinping tetap membangun sejumlah instalasi militer pada beberapa pulau buatan yang dibuat negaranya di Laut China Selatan.
Pada Maret lalu, pihak berwenang Filipina melihat lebih dari 200 kapal penangkap ikan China di Whitsun Reef, di pinggiran timur laut Union Banks. Mereka mendesak China segera menarik kapalnya dari daerah tersebut.
Namun, Beijing mengabaikan permintaan itu selama berminggu-minggu, sembari terus menegaskan terumbu karang adalah wilayahnya sendiri.
(CNNIndonesia/RI)