Kemlu Pastikan WNI Aman Terkait Banjir Bandang Di China

Lintas7News.com – Kementerian Luar Negeri RI memastikan kondisi warga negara Indonesia (WNI) di Provinsi Henan, China, dalam kondisi aman menyusul banjir besar yang melanda wilayah itu beberapa hari belakangan.

“Hingga saat ini, belum ada kabar WNI yang terdampak, baik di Zhengzhou maupun wilayah sekitar,” ujar Direktur Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, Jumat (23/7).

Judha mengatakan bahwa saat ini, terdapat 5 mahasiswa dan 37 WNI lain di provinsi tersebut dan semuanya dalam kondisi aman.

Senada, Duta Besar RI di Beijing, Djauhari Oratmangun, juga mengatakan bahwa kondisi semua mahasiswa di Provinsi Henan terpantau aman.

“Kita sudah komunikasi dengan beberapa mahasiswa yang masih ada di sana. Semua aman,” katanya.

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Menurut Djauhari, banyak mahasiswa yang sudah kembali ke Indonesia sejak kemunculan Covid-19 pada awal 2020 lalu.

Meski demikian, KBRI Beijing akan terus memantau informasi, terutama melalui jalur Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPPIT) dan Foreign Affairs Office (FAO) Provinsi Henan.

 Banjir besar yang dipicu hujan lebat terjadi di Provinsi Henan, China. Akibat bencana itu, setidaknya 33 orang tewas dan ribuan orang dievakuasi.

“Hingga pukul 07.00 pada 21 Juli, nyaris 200 ribu orang dievakuasi dan 36 ribu penduduk kota terkena dampak bencana ini,” ujar pihak berwenang Kota Zhengzou, Provinsi Henan.

Banjir itu terjadi lantaran curah hujan yang mencapai 617,1 milimeter terus mengguyur Zhengzou sejak Sabtu lalu hingga Selasa (20/7).

Curah hujan yang terjadi selama beberapa hari tersebut hampir sama dengan rata-rata hujan tahunan di Zhengzou, yaitu 640,8 millimeter.

Sejumlah pakar meteorologi menyebut hujan selebat itu hanya terjadi sekali dalam seribu tahun.

Melihat hujan yang tak kunjung reda hingga Rabu (21/7), tentara China memperingatkan kemungkinan Bendungan Yihetan akan jebol karena volume air yang sudah melewati batas.

Begitu mengkhawatirkan banjir yang melanda China, Presiden Xi Jinping memerintah jajarannya untuk memegang komando penanganan bencana.

“KIta sudah memasuki tingkat kritis pengendalian banjir. Pemimpin dan kader dari segala penjuru harus mengambil alih komando, dan dengan cepat mengurus sumber daya demi perlindungan dari banjir dan upaya penyelamatan dari bencana,” ujar Xi.

(CNNIndonesia/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.