Lintas7News.com – Kebakaran ‘Dixie Fire’ di California menghanguskan hampir 900 rumah dan bangunan per Selasa (10/8), waktu Amerika Serikat (AS).
Petugas masih berupaya untuk memadamkan kebakaran hutan terbesar dalam sejarah negara bagian itu. Cuaca cerah memungkinkan pesawat untuk membantu hampir 6.000 pemadam kebakaran yang terjun pekan ini.
“Bisa tidaknya kami terbang sangat bergantung pada lokasi asap. Masih ada beberapa area yang sangat berasap,” ujar juru bicara Edwin Zuniga.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Zuniga mengungkapkan sebagai besar area kota kecil Greenville menjadi abu karena kebakaran yang terjadi. Situasi terus berkembang mengingat masih banyak area yang belum bisa didatangi oleh tim penilai kerusakan.
Selain itu, kebakaran juga mengancam 14 ribu bangunan di belasan kota kecil di Sierra Nevada bagian utara.
Hingga saat ini, petugas belum bisa memperkirakan kapan kebakaran itu berakhir. Namun, upaya untuk membatasi penyebaran si jago merah terus dilakukan.
“Kami belum tahu di mana api ini akan berakhir dan ke mana arahnya. Ini terus menjadi tantangan kami,” ujar Pengawas Plumas National Plumas Chris Carlton.
Sementara itu, Ahli Meteorologi Rich Thomson memperkirakan suhu udara terus meningkat dan kelembapan menurun disertai angin kencang untuk beberapa hari ke depan.
Berdasarkan Departemen Hutan dan Perlindungan Kebakaran, kebakaran yang terjadi sejak 14 Juli lalu itu sudah melalap 762 mil persegi atau sekitar 1.973 kilometer persegi dan baru 25 persen yang berhasil diatasi.
Dixie Fire adalah kebakaran hutan aktif terbesar di Amerika Serikat dan menjadi salah satu dari 11 kebakaran hutan besar di California. Nama Dixie Fire diambil dari nama jalan tempat lokasi kebakaran itu berawal.
(CNNIndonesia/RI)
