Penekanan Diplomasi Budaya Oleh Malaysia Dengan RI

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (23/7/2018). Dalam pertemuan tersebut, tiga isu utama yang menjadi fokus pembicaraan yaitu, membahas upaya untuk perundingan wilayah perbatasan, perlindungan warga negara Indonesia (WNI) dan masalah perdagangan kelapa sawit Indonesia dan Malaysia.

Lintas7News.com – Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah bertemu dengan beberapa penggiat kebudayaan Indonesia pada Senin (8/11). Dalam pertemuan itu, Abdullah mengenalkan inisiatif baru dari Malaysia, yakni diplomasi kebudayaan.

“Diplomasi budaya ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya masing-masing, selain itu juga untuk berbagi pengalaman, berbagi pendekatan peradaban, berbagi kesamaan pendekatan, karena selalu dalam politik luar negeri, kita berbicara tentang kepentingan politik, kepentingan ekonomi, tetapi kita jarang berbicara tentang kesamaan minat,” ucap Abdullah.

“Kesamaan minat adalah tentang kebersamaan. Bagaimana kita membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, dengan cara yang paling berkelanjutan,” tambahnya.

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Beberapa penggiat budaya asal Indonesia yang sempat ditemuinya antara lain, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik RI Teuku Faizasyah, Direktur Jenderal Kebudayaan RI Hilmar Farid, Ketua Badan Pengurus Lembaga Manajemen Kolektif Wahana Musik Indonesia (WAMI) Cipto Jundarto, dan Wakil Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI) Dewi Kumaya.

Selain itu, Abdullah turut menyerahkan 15 karya seni ke Sekretariat ASEAN dan bilik Malaysia di ASEAN. Karya seni ini diberikannya pada Wakil Tetap Malaysia untuk ASEAN, Kamsiah Kamaruddin.

Penyerahan 15 Karya Seni Malaysia untuk Sekretariat ASEAN oleh Menlu Malaysia Saifuddin Abdullah (tengah, kemeja kuning).

“Setiap negara ASEAN memiliki ruangan masing-masing di sekretariat dan terserah masing-masing negara untuk menghias dan mengisinya dengan bahan yang sesuai.”

“Sedangkan galeri ASEAN adalah galeri publik dan setiap negara dapat menyumbangkan materi apapun seperti lukisan, atau tindakan dan sebagainya, untuk memfungsikan keindahan budaya masing-masing,” ujar Abdullah lagi.

Beberapa karya seni yang diserahkan antara lain, gambar Teh Tarik, Tengkolok di Raja, Kain Tenun Pahang, gambar pemandangan Kuala Lumpur City Centre (KLCC), dan Tepak Sirih.

(CNNIndonesia/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.